Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisudawati Terbaik Putri “Pemburu Belut” Tempuh Pendidikan S-2 Gratis

Kompas.com - 02/09/2014, 19:06 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com
 — Zumrotul Choiriyah (23), putri “pemburu belut” yang menjadi wisudawati terbaik di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93, resmi menjadi salah satu mahasiswa strata dua (S-2). Semua biaya pendidikan ditanggung oleh pihak kampus.

Saat ditemui di kampusnya, gadis yang akrab disapa Zum ini tampak bahagia. Dia mengaku lega akhirnya bisa melanjutkan impiannya untuk sekolah lagi.

“Ya rasanya senang, bisa sekolah lagi. Kan kemarin sudah dijanjikan kampus mau diberi beasiswa, makanya saya ambil. Hari ini masuk pertama,” ujar Zum.

Dia pun menuturkan bahwa banyak kisah soal dirinya seusai dinobatkan sebagai wisudawati terbaik dalam wisuda tanggal 6 Agustus 2014 lalu. Setelah wisuda, namanya melambung karena kisahnya sempat jadi berita di berbagai media. (baca selengkapnya: Anak “Pemburu Belut” Jadi Wisudawati Terbaik dengan IPK 3,93)

Zum menambahkan, ketika pulang ke rumah asalnya di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, para tetangga di desanya juga banyak mengucapkan selamat. Para tetangga, kata Zum, bangga melihat prestasinya selama kuliah, yang juga mereka tahu karena pemberitaannya masuk di koran.

“Koran-koran itu sudah saya kliping. Tapi, ada juga yang menulis, saya sangat miskin, bahkan tak mempunyai HP. Saya ya miskin, tapi tidak sebegitunya. Itu sangat ngece banget,” ungkapnya.

Tak hanya itu, lanjut Zum, Bupati Bojonegoro juga menyampaikan selamat atas prestasinya. Dia dinilai telah memberi nama harum Kabupaten Bojonegoro karena bisa melahirkan putri yang berprestasi.

Zum pun mengaku sempat ditawari memilih salah satu beasiswa dan diminta untuk memilih kampus mana untuk melanjutkan kariernya selanjutnya. Namun, Zum tak percaya 100 persen tawaran tersebut. Dia menilai tawaran dari Bupati tidak terlalu jelas sehingga lebih memilih beasiswa dari kampusnya.

Dengan kemantapan hati, dia akhirnya melanjutkan studi di Program Pasca Sarjana.

“Ya, saya milih di sini lagi. Ya, dulu ditawari suruh milih kampus mana. Tapi tidak saya ambil, takutnya kalau sudah masuk trus tidak jadi dibantu, saya bayarnya pakai apa? Saya ambil tawaran yang sudah jelas saja,” paparnya.

“Tapi, tidak sampai ke presiden. Tapi, itu sudah sangat cukup bagi saya. Tinggal sekarang menjalani saja,” tambahnya kemudian.

Pihak kampus pun menggaransi bahwa bantuan kepada Zum akan diberikan secara gratis semasa kuliah S-2. Pihak kampus telah menyiapkan enam kursi bangku kuliah di Program Pasca Sarjana, lima di antaranya program S-2 dan satu program S-3.

“Kami hanya berikan beasiswa untuk kuliah di Pasca IAIN. Kalau kuliah di luar IAIN, kami tidak punya kewenangan. Kami coba menawarkan itu, semuanya haknya kami kembalikan ke bersangkutan, mau apa tidak,” ujar Wakil Rektor I IAIN Walisongo, Musahadi.

Zum adalah putri dari pasangan Abdul Kamid (46) dan Siti Hartatik (42). Dia dulu tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). Gadis kelahiran Bojonegoro, 11 November 1991, itu berasal dari keluarga kurang mampu. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sementara ayahnya sebagai buruh tani serabutan di desanya di Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Selain buruh serabutan, ayah Zum terkadang mencari belut untuk dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com