Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Manusia dengan Buaya di Sungai Sangatta Kian Meruncing

Kompas.com - 01/09/2014, 20:40 WIB
Kontributor Samarinda, Hyuna Azamta Asyifa

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Konflik antara manusia dan buaya muara (Crocodillus porosus) di Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, makin meruncing. Buaya tak segan-segan menyerang, bahkan memangsa manusia yang tengah berada di habitatnya. Persoalan itu diduga akibat buaya merasa habitatnya terganggu oleh kehidupan manusia.

Hal itu dibenarkan Kepala Seksi Pengamanan Taman Nasional 1 Taman Nasional Kutai (TNK), Hernowo Supriyanto. Menurut Hernowo, kian tahun habitat buaya muara terus berkurang karena persebaran permukiman warga terus meluas dan sudah masuk ke habitat buaya muara, di mana Sungai Sangatta yang berbatasan langsung dengan utara TNK merupakan habitat buaya muara.

“Permukiman warga Sangatta yang terus melebar ternyata sudah masuk ke area habitat buaya muara. Karena habitatnya terus berkurang, buaya bisa sangat ganas menyerang dan memangsa manusia yang dianggap mengganggu,” kata Hernowo, Senin (1/9/2014).

Tidak hanya itu, lanjut dia, pakan buaya yang ada di Sungai Sanggat kian tahun sudah menipis. Namun, populasi buaya malah bertambah, bahkan sudah mengalami populasi berlebihan. Hernowo menjelaskan, akibat populasinya yang terus bertambah, buaya akan mencari pakan lain yang paling dekat dengannya, terutama yang dianggap mengancam.

“Buaya sering menyerang manusia, sebab manusia dianggap paling berbahaya pada habitatnya. Selain itu, pakan yang ada di sungai juga berkurang. Hal ini yang akhirnya membuat buaya harus menyerang manusia, bahkan sampai memangsanya,” jelas dia.

Bahkan, lanjut dia, dalam keadaan tertekan itu, buaya tidak segan-segan naik ke daratan. Terutama dalam kondisi banjir, buaya muara akan mencari pakan di daratan, dan dapat dengan mudah menyerang warga sekitar.

“Ketika banjir, buaya masuk ke darat, dan penyerangan pada manusia sering terjadi. Konfik antara manusia dan buaya belakangan terus terjadi lantaran antara populasi buaya dan persebaran permukiman manusia di habitat buaya sama-sama meningkat setiap tahun,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Jumat (29/8/2014), Della Handayani, seorang petugas keamanan PT Nawaraka Perkasa Nusantara, diterkam buaya di Sungai Sangatta. Keesokan harinya, Della ditemukan pada Sabtu sekitar pukul 17.50 Wita dalam kondisi tak bernyawa. Korban ditemukan di sekitar 400 meter dari TKP dalam keadaan mengapung.

Kondisi anggota tubuhnya masih utuh, tetapi bagian dada kanan berlubang akibat gigitan buaya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Sangatta untuk diotopsi. Della merupakan karyawan PT Nawaraka Perkasa Nusantara, perusahaan kontraktor keamanan di tambang batu bara PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kutim, Kaltim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com