Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinilai Lecehkan Warga Yogya, Pemilik Akun Path Bernama Florence Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com - 28/08/2014, 19:23 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Tulisan Florence yang berisi kata-kata menghina warga Yogyakarta di media sosial Path berbuntut panjang. Selain terkena bully di media sosial, Florence juga dilaporkan ke polisi.

Kamis (28/8/2014) petang, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Jangan Khianati Suara Rakyat (Jati Sura) mendatangi Markas Polda DIY untuk melaporkan tindakan pemilik akun Path tersebut karena telah mencemarkan nama baik Yogyakarta.

"Kami ke Mapolda DIY untuk melaporkan Florence Sihombing atas statusnya di media sosial," tekan Fajar Rianto, Ketua Jati Sura, saat ditemui di Markas Polda DIY, Kamis (28/8/2014) malam.

Fajar menilai, tulisan Florence di media sosial Path telah menghina dan melecehkan warga Yogyakarta. Sesuai Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), ketika ada seseorang menulis unsur penghinaan, pelecehan, atau kesusilaan, maka ia dapat diancam secara pidana.

Keputusan LSM Jati Sura melaporkan Florence Sihombing ke Mapolda DIY, lanjut Fajar, untuk menjadikan persoalan tersebut sebagai pembelajaran dalam hal etika menggunakan media sosial.

"Ini sebagai pembelajaran. Jangan semata-mata melampiaskan kekesalannya di media sosial tanpa etika," tandasnya.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada niat baik dari Florence untuk meminta maaf kepada publik atau khususnya masyarakat Yogyakarta terkait tulisannya di media sosial.

Hina warga Yogya

Media sosial kembali diramaikan dengan tulisan kontroversial dari pemilik akun Path bernama Florence. Keluh kesah yang ia tulis setelah mengantre saat membeli bahan bakar minyak dinilai sangat menghina warga Yogya.

Hasil capture tulisan di Path tersebut kemudian diunggah ke jejaring Twitter. Terdapat kalimat hinaan di dalamnya. "Gimana Indonesia bisa maju? Mau aja lo semua diperbudak keadaan. TOLOL sampai 7 generasi. Dan mau-maunya Jogja diperbudak monopoli Pertamina. Pantesan MISKIN".

Sontak, hal ini memancing protes keras dari para pengguna Twitter.

"@florencje_ Status S2, cara berpikir & ngomongnya kok KAMPUNGAN. Keluar aja dari Yogya," demikian komentar dari akun @mercurianearth.

Komentar lainnya dikirimkan akun @senorita_eve "kasihan dgn cewe @florencje_ niy,ngakuny S2 tapi cara bicarany gak ada cerminan intelektualnya."

Setelah mendapat bully, akun @florenceje kemudian menghilang dari media sosial. Pemilik akun @udprotomo kemudian menayangkan screenshot akun Path milik Florence yang berisi beberapa kalimat hinaan terhadap Yogyakarta, sebelum mahasiswi S-2 itu menghilang dari media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com