Salah satu pendamping dari Mitra Bentala Lampung, Supriyanto saat dihubungi pada Rabu (26/8/2014) mengatakan, salah satu korban meninggal akibat malaria adalah relawan dari Indonesia Mengajar.
"Informasi ini sudah kami sampaikan pada pihak Dinas Kesehatan, tapi justru pihak terkait yang bertugas di sana menganggap persoalan ini masih dalam tahapan wajar saja," kata dia.
Padahal, menurut Supriyanto, hampir setiap hari pihaknya mendengar ada saja warga yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung karena terjangkit malaria. "Setiap kami tanya, pasti terserang malaria," ujar dia lagi.
Lebih lanjut ia berharap pemerintah bergerak cepart untuk menanggulangi penyebaran malaria di pulau itu. "Tidak cukup hanya sekadar membagi-bagikan kelambu pada masyarakat," kata Supriyanto.
Menurut dia, wabah malaria diduga bukan hanya tersebar di Pulau Pahawang saja, tetapi juga ke sejumlah pulau kecil sekitar Pahawang.
Dia mengatakan, di Pulau Pahawang dahulu pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) malaria pada tahun 1989 silam. Mewabahnya penyakit itu karena adanya izin alih fungsi lahan mangrove menjadi areal petambakan udang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.