Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2014, 07:51 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi, Provinsi Nusa Tenggara Timur, memuji sikap Brigadir Polisi (Brigpol) Rudy Soik, penyidik pada Direktorat Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda NTT yang mengadukan atasannya Direktur Krimsus Polda NTT, Kombes Pol Mochammad Slamet ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada pekan ini.

Direktur Lakmas Cendana Wangi NTT, Viktor Manbait kepada Kompas.com, di Kefamenanu Kamis (21/8/2014) malam mengatakan laporan, Rudy ke Komnas HAM terkait perintah atasannya untuk hentikan penyidikan kasus 52 calonTenaga Kerja Indonesia ilegal di Kota Kupang pada bulan Januari 2014 lalu semakin membuat jelas keberadaan mafia hukum di Polda NTT.

“Ini bukti bahwa perintah atasan adalah undang-undang. Padahal KUHAP mengatur layak tidaknya satu peristiwa hukum dapat diselidiki adalah tanggung jawab dari penyidik dan tidak dapat diintervensi oleh siapapun. Makin jelas fakta mafia hukum di kepolisian atas dasar kasus menarik dan ada kepentingan di dalamnya,”jelas Viktor, Kamis malam (21/8/2014).

Menurut Viktor, mafia di kepolisian sudah begitu akut sampai ke tingkat elit perwira kepolisian. Dia  mengapresiasi tindakan Brigpol Rudy sebagai sebuah terobosan progresif dari seorang aparat penegak hukum dalam menegakan hak asasi manusia, khususnya bagi korban (TKI) untuk mendapatkan keadilan hukum.

Dengan tindakan nekat Brigpol Rudy seperti itu kata Viktor, bisa saja Brigpol Rudy merasa terancam dengan sikapnya yang kukuh yang tidak mau mengikuti perintah atasannya yang salah. Karena memang Rudy bertindak sesuai dengan KUHAP.

“Namun Brigpol Rudy tentu menyadari dengan kekukuhannya tersebut dia terancam atas pekerjaannya sebagai anggota polisi, sehingga keberadaannya di Komnas HAM adalah dalam rangka untuk mendapatkan jaminan atas hak asasi setiap warga negara atas pekerjaannya,”kata Viktor.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com