Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/08/2014, 18:49 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Ratusan pendukung Prabowo-Hatta dari berbagai kabupaten di Sumut mengepung Kantor KPUD Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan Timur, Kamis (21/8/2014). Massa yang sempat ngotot menerobos blokade polisi langsung tertib setelah dibagikan jeruk.

Massa mulai mengepung Kantor KPUD Sumut sekitar pukul 11.00 WIB. Massa yang datang secara berkelompok kemudian berorasi di depan pintu gerbang yang dikawal ketat polisi.

Karena tak mendapat respons, massa pun mulai menerobos masuk untuk memeriksa keberadaan komisioner KPUD Sumut.

"Tidak mungkin gedung ini kosong. Pasti ada komisionernya. Ayo kita sweeping," teriak orator dari atas truk yang dipenuhi alat pengeras suara.

Tak ayal, ratusan pendukung Prabowo pun terlibat aksi saling dorong dengan ratusan polisi yang sudah disiagakan sejak pagi. Aksi ini tak berlangsung lama karena massa memilih mundur setelah beberapa polisi membagikan jeruk.

"Mari kembali rapatkan barisan. Jangan mau disuap jeruk," teriak orator.

Namun, instruksi itu tidak digubris massa. Mereka lebih memilih mencari tempat sejuk untuk berteduh sambil memakan jeruk.

Situasi yang tenang ini kembali bergejolak tatkala polisi kembali membagikan roti, jeruk, dan air mineral dari balik pintu pagar Kantor KPUD Sumut.

Massa pun kembali merapat ke pintu untuk mengambil jatah masing-masing. Namun, karena ketersediaan logistik tak sebanding dengan jumlah massa, beberapa demonstran yang tak mendapat jatah memilih merampas makanan dari rekannya.

Suasana gaduh ini membuat polisi sibuk, bahkan Kapolresta Medan Kombes Nico Afinta terpaksa turun tangan untuk menertibkan massa.

Dalam orasinya, massa yang didominasi pemuda berseragam FKPPI ini menyesalkan putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang hanya memberikan sanksi peringatan bagi Ketua KPUD Sumut dan beberapa komisioner.

Massa menganggap kecurangan yang terjadi di Sumut sudah berbentuk pidana sehingga para komisioner itu tidak layak hanya dikenai sanksi kode etik.

Orator aksi melalui alat pengeras suara menginstruksikan massa bertahan di KPUD Sumut hingga putusan MK dibacakan. Mereka berniat memblokir ruas jalan raya di depan KPUD Sumut bila putusan MK tidak memenangkan gugatan Prabowo.

"Jangan ada yang merusak kantor KPU karena bukan punya kita. Kita tutup saja jalan ini. Biar tahu siapa kawan, siapa lawan," teriak orator. (mad)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com