Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Sudah Kampung Asal Emas Monas Ini Terisolasi...

Kompas.com - 21/08/2014, 10:39 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, sebuah wilayah asal emas monas terisolasi akibat putusnya jalur transportasi rel Molek (Motor Lori Ekspres) sejak tiga tahun lalu. Kondisi itu hingga saat ini tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah setempat.

"Jalur rel Molek semacam lori namun bermesin diesel, ini satu-satunya transportasi ribuan jiwa masyarakat di Desa Lebong Tandai, jalur tersebut putus akibat longsor sejak tiga tahun lalu namun tak kunjung diperbaiki," kata warga setempat Robet, beberapa waktu lalu.

Akibat terputusnya jalur tersebut warga harus dua kali menggunakan transportasi molek menuju kampung Lebong Tandai. "Jika sebelum rel terputus akibat longsor, satu kali naik molek dengan jarak tempuh dua jam ongkosnya Rp 25 ribu, namun sekarang karena terputus, masyarakat harus estafet ongkos membengkak menjadi Rp 50 ribu," lanjut Robet.

Akibat naiknya harga trasnportasi harga bahan pokok menjadi membengkak, menjadi mahal. Beras misalnya satu cupak atau setara 2,5 kilogram mencapai Rp 30 ribu. "Usia NKRI 69 tahun merdeka namun warga di sini tak merasakan nikmatnya kemerdekaan itu, padahal kampung ini merupakan asal emas di puncak Monas di Jakarta itu, masa dahulu kampung ini dijuluki 'Batavia kecil' saat emas masih banyak, namun sekarang lihatlah kami terisolasi," kata Robet lagi.

kompas.com/Firmansyah Tampak jalur rel terputus akibat longsong di atas tebing dengan ketinggian sekitar 40 meter. Warga harus melanjutkan perjalanan dengan menuruni jurang untuk melanjutkan perjalanan
Pantauan di lapangan, jalur rel kendaraan molek yang terputus itu berada di paruh perjalanan tepatnya di Tebing Ronggeng. Tiba di jalur terputus itu, warga harus menuruni lembah sedalam 40 meter untuk sampai di penyeberangan. Di tempat itu, Molek lain menanti di penghujung rel yang terputus lainnya.

Sementara, bagi warga yang membawa barang-barang berat disediakan kawat sling yang mereka buat sedemikian rupa untuk menyeberangkan barang bawaan mereka.

Warga berharap agar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten lebih peduli terhadap penderitaan yang telah tiga tahun ini mereka rasakan. Tidak hanya terputusnya jalur rel, kerusakan jalur rel kereta api di beberapa bagian mulai tampak dan mengancam nyawa penumpang termasuk masinis. Maklum rel tersebut sudah sangat tua karena merupakan warisan Belanda saat mengeruk emas di wilayah itu sekitar tahun 1920.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com