Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertikaian Warga Lawan Polisi Diselesaikan dengan Potong Hewan

Kompas.com - 18/08/2014, 22:41 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAMASA, KOMPAS.com - Pertikaian antar-warga dengan aparat Polres Mamasa, Sulawesi Barat yang berbuntut dengan insiden perusakan pospol di Kota Mamasa, Senin dini hari (18/8/2014), akhirnya diselesaikan secara adat.

Kesepakatan ini dicapai melalui pertemuan unsur Muspida yang dihadiri bupati, dandim, dan kapolres Mamasa di kantor bupati Mamasa, Senin sore. Rapat pertemuan unsur Muspida tersebut juga dihadiri dua anggota Satpol PP, korban pengeroyokan anggota Polres Mamasa.

Awalnya, musyawarah yang dimulai Senin pagi itu berlangsung alot. Menjelang Senin petang, musyawarah akhirnya memunculkan kesepakatan bahwa insiden itu diselesaikan secara adat.

Bupati Mamasa, Ramlan Badawi seusai pertemuan mengatakan, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan kasus ini melalui dua jalur. Pertama, penyelesaian dengan cara adat setempat yang biasanya pelaku pengeroyokan wajib membayar denda berupa hewan seperti kerbau atau babi untuk disembelih dan diserahkan kepada korban.

Agar penyelesaian adat ini berlangsung sakral, tokoh adat akan memotong hewan persis di lokasi kejadian pengeroyokan polisi terhadap anggota Satpol PP. Harapannya, dengan proses sakral ini, kejadian memalukan itu tidak terulang lagi.

Dalam upacara sakral itu, pelaku dan korban juga harus saling memaafkan dan tak akan ada serangan susulan dari kedua pihak yang tidak puas.

Meski diselesaikan secara adat, lanjut Ramlan, namun proses hukum tetap berjalan. Pelaku dan korban akan menjalani pemeriksaan atau proses hukum sebagaimana biasanya.

“Sesuai hasil kesepakatan semua pihak, kasus ini akan diselesaikan secara adat seperti selama ini meski proses hukum juga tetap berjalan,” kata Ramlan Badawi.

Seperti diberitakan sebelumnya, insiden penyerangan kantor polres dan pembakaran kantor pospol di Kota Mamasa ini dipicu soal masalah antara anggota Satpol pp dengan sejumlah aparat polisi di lapangan Mamasa saat acara upacara 17 Agustus.

Menurut Kapolres Mamasa AKBP Yopie Sepang, sejumlah polisi dan anggota Satpol PP saling mengejek hingga berbuntut pengeroyokan. Dalam peristiwa itu, sejumlah anggota Satpol PP terluka.

Tidak terima dengan aksi pemukulan polisi ini, sejumlah keluarga korban marah. Minggu malam mereka mendatangi Mapolres Mamasa saat sebagian warga tertidur pulas. Semula mereka hendak menemui oknum anggota polisi yang dituding terlibat pengeroyokan terhadap anggota Satpol PP, namun dihadang puluhan petugas di depan pintu gerbang. Bentrokan pun tak terelakan.

Sejumlah warga kemudian merusak pospol. Seluruh perabotan dan peralatan elektronik di dalamnya dibakar. Semula massa hendak membakar bangunan pospol, namun karena banyak rumah penduduk di sekitar lokasi, akhirnya mereka hanya membakar isi kantor pos kepolisian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com