Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Rubiah Dibunuh Setelah Terdengar Aba-aba 1, 2, 3

Kompas.com - 18/08/2014, 15:21 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com — Perampok sekaligus pembunuh Rubiah (80), warga Dusun Gedeg, Desa Genting, Kecamatan Jambu, telah merencanakan aksi kejahatannya dengan matang.

Rubiah dirampok dan dibunuh pada Sabtu (9/8/2014) dini hari, dan jasadnya ditemukan dalam keadaan tangan dan kaki terikat kain selendang dan mulut dibekap di kamar korban.

Parwidi, cucu Rubiah yang merupakan otak pelaku, bertugas menggambarkan denah lokasi rumah korban. Ia juga berperan membuka pintu dan jendela yang akan dilalui oleh tiga pelaku lainnya untuk masuk ke rumah korban.

Parwidi mengamati dari luar rumah korban saat ketiga kawannya, Slamet Rukimin (26), Susianto (27), dan Bagus Ardi Mukti (24), beraksi. Mereka berjalan kaki dari rumah Parwidi ke rumah korban yang berjarak sekitar 2,5 kilometer itu.

"Korban saat itu sudah tidur. Kami langsung memegang korban setelah diberi aba-aba 1, 2, 3 oleh Bagus," kata Slamet di Mapolres Semarang, Senin (18/8/2014) siang.

Slamet mendapat tugas membekap mulut korban dengan tangan dan kain. Sedangkan Bagus dan Susianto memegang dan mengikat kedua tangan serta kaki korban.

"Korban sempat berteriak, kemudian saya sumpal mulutnya pakai kain. Selanjutnya Susianto mengambil perhiasan korban," kata Slamet.

Setelah menggasak perhiasan milik korban berupa sebuah gelang, satu kalung, dan tiga cincin emas, Parwidi kembali ke rumahnya dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sementara tiga rekannya kabur ke pasar pagi Sumowono untuk mengambil mobil pikap yang sempat disembunyikan. Mereka lantas menginap di sebuah hotel di kawasan wisata Gedongsongo.

"Mereka kabur dengan RX King berboncengan tiga. Keesokan harinya mereka menjual hasil perampokannya ke daerah Grabag Magelang senilai Rp 4,8 juta," kata Kasatreskrim Polres Semarang AKP Pahala M Nababan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com