Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Briptu Agur Mengaku Dikeroyok Tentara yang Bawa Sangkur

Kompas.com - 12/08/2014, 23:05 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com — Brigadir Satu Agur Tafuli (28), anggota Samapta Kepolisian Resor Timor Tengah Utara, mengaku dikeroyok 11 anggota TNI dari Kompi C Yonif 744 SYB, Kefamenanu, Selasa (12/8/2014) siang. Dia mengaku, beberapa pelaku membawa senjata tajam jenis sangkur dan double stick.

Pengakuan itu disampaikan Brigadir Satu (Briptu) Agur Tafuli ketika ditemui Kompas.com seusai menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu, Selasa (12/8/2014) sore. Menurut Agur, kedua senjata berbahaya itu dibawa oleh dua anggota TNI yang akan digunakan untuk menghabisinya. Namun, beruntung, Agur bisa menghindar dari serangan brutal tersebut.

“Pada saat saya sementara (sedang) berkelahi dengan satu anggota TNI Yonif 744, tiba-tiba muncul dua orang temannya dari batalyon yang sama, sambil membawa pisau jenis sangkur dan double stick menuju ke arah saya. Karena terdesak, saya pun berusaha menghindar sambil berlari mundur," beber Briptu Agur.

"Rupanya dari arah belakang sudah ada delapan orang temannya yang lain sehingga saya pun diserang lagi dari arah belakang, akibatnya saya jatuh. Di situ saya dikurung dan dikeroyok, dan tak lama kemudian teman-teman dari Polres datang, mereka langsung kabur,” lanjut Agur.

Saat pengeroyokan terjadi, lanjut Agur, tidak ada satu pun anggota TNI yang menggunakan pakaian dinas. Namun, semuanya menggunakan helm yang bertuliskan Yonif 744. Begitu pun dengan dirinya yang hanya mengenakan pakaian preman.

Diberitakan sebelumnya, Briptu Agur Tafuli (28) babak belur diduga dianiaya oleh belasan oknum anggota TNI dari Kompi C Yonif 744/SYB Kefamenanu. Akibat penganiayaan itu, Agur terpaksa dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu untuk menjalani perawatan medis. Korban mengalami luka robek dan bengkak di alis mata kiri dan benjolan besar di bagian belakang kepala.

Agur mengaku penganiayaan itu dipicu oleh masalah senggolan motor saat ia dan pelaku mengisi bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Eltari Kilometer 3 jurusan Kupang. (Selengkapnya baca: Gara-gara Senggolan Motor, Seorang Polisi Dikeroyok 11 Tentara).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com