Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harimau Sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat Tinggal 50 Ekor

Kompas.com - 12/08/2014, 13:29 WIB
REJANG LEBONG, KOMPAS.com — Populasi harimau sumatera atau Panthera tigris sumatraensis di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang tersebar dalam empat provinsi hingga saat ini tersisa 50 ekor.

"Berdasarkan data yang ada di TNKS, jumlah populasi harimau sumatera ini sampai dengan awal 2014 lalu tersisa 50 ekor. Jumlah harimau sumatera yang masih tersisa ini tersebar dalam empat provinsi, yang meliputi Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat," kata Zulfadli, Kepala Bagian Data TNKS Wilayah III Kabupaten Rejang Lebong, di Rejang Lebong, Selasa (12/8/2014).

Jumlah populasi harimau sumatera di dalam kawasan TNKS tersebut setiap tahun terus menyusut akibat maraknya perburuan satwa liar, serta aksi perambahan hutan untuk pembukaan lahan pertanian, pembalakan hutan, ataupun usaha tambang.

Ancaman terhadap kelestarian satwa di TNKS belakangan ini bukan saja mengancam satwa khas Sumatera tersebut, melainkan juga terjadi pada jenis hewan lainnya, yakni gajah dan badak sumatera.

Selain itu, di lokasi TNKS juga mulai terjadi kerusakan yang tergolong parah. Untuk wilayah Provinsi Bengkulu yang meliputi Kabupaten Mukomuko, Lebong, Rejang Lebong dan Bengkulu Utara dengan luas mencapai 340.000 hektar (berdasarkan foto udara citra satelit), 20.000 hektar mengalami kerusakan. Sementara itu, berdasarkan pantauan langsung petugas Polhut TNKS, jumlah kerusakan terdata seluas 5.000 sampai 6.000 hektar.

Zulfadli mengaku saat ini tengah mengintensifkan patroli pengamanan hutan di kawasan TNKS yang ada di Kabupaten Rejang Lebong, yang seluas 26.000 hektar. Selain untuk mencegah terjadinya kasus pembalakan liar ataupun perambahan, patroli juga untuk mencegah terjadinya perburuan satwa liar TNKS oleh masyarakat ataupun kelompok pemburu satwa liar.

"Saat ini, upaya pengamanan kawasan TNKS dilakukan dengan mengintensifkan patroli oleh Polhut TNKS dan sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan untuk menjaga kelestarian hutan serta ekosistem yang ada di TNKS," ujar Zulfadli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com