Warga dan pihak PT Unggul Widya Lestari saling klaim atas ribuan hektar lahan sawit yang telah ditanami warga sejak 2004 lalu. Meski aparat Brimob berhasil membujuk warga untuk membuka blokade jalan menuju lokasi, namun pihak perusahan tetap tidak diperkenakan warga melakukan panen sawit.
Perebutan lahan seluas ribuan hektar antar warga setempat dengan pihak PT Unggul Widya Lestari --salah satu perusahaan perkebunan dan pengolahan sawit di Kecamatan Baras hingga kini belum menemukan titik terang.
Ratusan warga memblokade jalan menuju kawasan perkebunan kelapa sawit seluas 1.050 hektar tersebut. Warga mengklaim lokasi tersebut aadalah tanah yang sudah mereka garap turun temurun. Sementara, pihak perusahaan mengklaim lokasi tersebut adalah wilayah HGU yang dikuasai warga.
Akibat aksi ini, puluhan karyawan perusahaan PT Unggul Widya Lestari yang akan melakukan panen sawit memilih pulang. Warga yang bersenjta bambu runcing dan parang panjang memaksa para karyawan memutar haluan dan meninggalkan lokasi.
Ketegangan sempat terjadi saat pihak perusahaan berusaha memaksa untuk memasukkan karyawan melakukan panen kelapa sawit. Beruntung puluhan aparat Kepolisian Polres Mamuju Utara bersama puluhan aparat Brimob berhasil menetralisasi dan membujuk warga untuk membuka blokade jalan.
“Tuntutan kami kami hanya satu. Pihak perusahaan PT Unggul mengembalikan lahan kami yang telah dirampas paksa menggunakan kekuatan Brimob tahun 2004 lalu,” ujar Haris, salah satu warga.
Haris mengaku, di tahun 2004 warga terpaksa mundur karena pihak perusahaan menggunakan oknum aparat Brimob untuk mengusir warga dari tanah mereka sendiri.
“Tawaran Kapolda untuk memanen kebun sawit yang disengketakan secara bergantian tidak mungkin diterima perusahaan. lokasi ini milik kami,” ujar Guntur, selaku humas PT Unggul Widya Lestari.
Menurut Guntur, perusahaannya adalah pemilik sah dan sudah berkekuatan hukum atas lokasi sengketa. Terkait rencana panen yang gagal untuk kesekian kalinya ini pihak perusahan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak keamanan. Demi menghindari bentrokan, pihak perusahaan meninggalkan lokasi dengan pengawalan polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.