Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

101.000 Hektar Lahan KAI Masih Jadi Tanah Sengketa

Kompas.com - 12/08/2014, 11:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang mencatat ada ratusan ribu aset tahan milik KAI yang jadi tanah sengketa. Sebanyak 283 orang di antaranya menggugat lahan sengketa ke jalur hukum.

Manajer Bagian Hukum PT KAI Daop IV Rifanie Sarie mengatakan di Semarang, sengketa kepemilikan aset sangat membebani pengelolaan KAI. Hal ini terlebih lagi ketika ada sengketa lahan dengan oknum masyarakat sehingga perlu tenaga lebih untuk menyelesaikannya.

"Total tanah KAI yang disengketakan saat ini mencapai 101.600 hektar. Biasanya terkait sengketa penguasaan lahan," kata dia, Selasa (12/8/2014).

Jumlah lahan sengketa masih akan bertambah lantaran masih banyak tanah sengketa yang belum diinventarisasi. Demi hal inilah, pengelola KAI fokus ke depan untuk menertibkan dan mengelola seluruh asetnya, dari proses penerbitan aset, administrasi aset, hingga penertiban kontrak kerja sama dengan pihak swasta atau perseorangan.

"Kami akan tempuh jalur hukum melalui pengadilan untuk mengembalikan aset kami yang telah diserobot pihak swasta ataupun perseorangan. Ini prioritas kami ke depan untuk penyelamatan aset," tambah Rifanie.

Berdasarkan data sementara, saat ini ada 283 orang yang menggugat aset milik PT KAI. Rinciannya, 273 orang dalam 5 berkas perkara di Pengadilan Tata Usaha Negara, dan 10 orang dengan 10 perkara di Pengadilan Negeri. Jadi, total semua kasus yang ditangani saat ini ada 15 perkara.

Kapala Daop IV Semarang Wawan Ariyanto mengaku akan berjuang mempertahankan aset negara. Dia mengaku akan melawan pihak-pihak yang sengaja ingin menyerobot lahan milik PT KAI.

"Dalam catatan saya, ada 15 perkara yang masuk di pengadilan. Sebanyak 14 di antaranya itu kami menangkan, dan satu sisanya, kami dikalahkan. Kami akan berjuang untuk mendapat aset kami kembali. Masa, kami punya sertifikat, tetapi dikalahkan oleh orang yang hanya punya slip Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)," papar Wawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com