"Gerakan ISIS menurut kami sudah mengeksploitasi Islam dan membuat wajah Islam tercoreng. Mereka hanya mengatasnamakan Islam," ujar Ii, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Sukahideung, Tasikmalaya, Jumat (8/8/2014).
Dengan demikian, kata Ii, gerakan ini dinilai tidak relevan untuk diterapkan di wilayah Tasikmalaya. Pihaknya bersama para ulama di wilayah yang dikenal kota santri ini menolak kedatangan ISIS untuk menyebarkan pahamnya di daerah ini.
"Kami atas nama para ulama di Kabupaten Tasikmalaya menolak gerakan ISIS beredar di sini," kata Ii.
Sampai sekarang, MUI Kabupaten Tasikmalaya menjamin gerakan ISIS belum menyebar di wilayahnya. Bahkan, pihaknya telah menyebarkan pemberitahuan kepada semua pesantren yang ada untuk menolak gerakan ini masuk ke kalangan santri dan warga.
"Daerah Tasikmalaya terkenal religius, juga rentan terhadap masuknya paham seperti ini. Maka dari itu, kami telah berembuk para ulama menyatakan menolak paham ini," tambah Ii.
Pihaknya pun meminta kepada kalangan pesantren dan warga untuk segera melaporkan jika menemukan kelompok yang diduga menyebarkan paham ini di Tasikmalaya.
"Sampai sekarang, di sini alhamdulillah belum terdeteksi adanya gerakan ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.