Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2014, 09:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


SOLO, KOMPAS.com — Status sebagai presiden terpilih periode 2014-2019 melambungkan nama Joko Widodo. Namun, hal itu tidaklah menghapus masa jatuh bangun Jokowi dulu. Termasuk bagaimana Jokowi dan sang istri, Iriana, bersusah payah mencicil rumah.

Sekitar 24 tahun silam, yakni pada tahun 1990, Jokowi dan Iriana tertarik membeli sepetak tanah di Jalan Kutai Utara, Sumber, Solo, Jawa Tengah. Mereka membeli 200 meter persegi lahan dengan harga Rp 25.000 per meternya untuk dibangun sebuah rumah sederhana.

"Lah dulu ndak punya duit. Duitnya siapa?" ujar Jokowi dan Iriana kompak dalam bincang-bincang santai dengan wartawan di kediaman pribadi di Solo, beberapa waktu lalu.

Kala itu, Jokowi dan Iriana tidak mempunyai tetangga. Kiri dan kanannya hanyalah sawah. Suara kodok serta jangkrik ketika malam hari menjadi suasana yang disukai pasangan suami istri yang menikah pada 24 Desember 1986 itu.

Seiring waktu, ekonomi keluarga Jokowi dan Iriana membaik. Ekspor produk mebel Jokowi laku keras di pasar Eropa. Bahkan, kondisi itu terjadi di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang karut marut akibat diterpa krisis ekonomi 1998.

"Punya duit sedikit-sedikit nambah lagi. Beli tanah di samping lagi. Akhirnya sampai saat ini, deh," kenang Iriana.

"Dulu, rumah saya paling bagus. Sekarang ini jadi yang paling jelek. Rumah-rumah bagus sudah dibangun di kiri dan kanan," lanjut dia.

Sekadar cerita, harga tanah di seputaran rumah Jokowi meningkat drastis ketika Jokowi terpilih menjadi presiden RI. Salah seorang tetangga sampai-sampai tidak jadi menjual rumah serta tanahnya lantaran saat ini sudah menjadi tetangga presiden.

Asri dan nyaman

Fabian Januarius Kuwado Joko Widodo dan Iriana saat menghabiskan waktu santai di rumahnya di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Rumah Jokowi berdiri di lahan sekitar 700 meter persegi, persis berada di perempatan jalan kompleks. Sekeliling rumah itu ditutup tembok berbahan batu setinggi tiga meter. Gerbang masuk pun dibuat tinggi dan padat agar tidak terlihat dari luar.

Begitu melewati gerbang masuk, jalan setapak dikelilingi rumput dan sejumlah tanaman hias menyambut. Di ujung jalan setapak terdapat sumur.

Dari kondisinya, sumur itu tampak tak digunakan lagi. Dilihat dari jalan setapak, rumah hasil "nyicil" itu tampak apik lantaran paduan antara gaya minimalis dengan unsur etnik di interiornya.

Kesan asri, nyaman, dan santai kental terasa begitu masuk ke dalam rumah. Ruang tengah Jokowi diisi oleh sedikit sofa dan sebuah meja kayu jati. Sisanya, hanya karpet dengan dua buah bantal besar untuk lesehan.

Di salah satu temboknya terdapat almari raksasa, tempat menyimpan berbagai buku. Sejumlah barang antik, misalnya piringan hitam, melengkapi keasrian dalam rumah tersebut.

Bersebelahan dengan ruang keluarga tersebut, terdapat ruang makan dengan meja berpelitur gelap panjang. Background ruang makan itu sebuah lukisan yang mengisahkan bagaimana Jokowi blusukan.

Ruangan shalat melengkapi ruang makan tersebut. Ruang makan tersambung lagi dengan sebuah pintu ke halaman belakang. Taman kecil serta pendapa serba kayu lengkap dengan kolam renang kecil terdapat di sana. Kata Jokowi, kolam renang jarang digunakan. Jika di rumah tak ada orang, air kolam renang dikosongkan dan baru diisi lagi jika ada tamu datang.

Setidaknya, 10 ekor burung, mulai dari burung parkit, jalak, perkutut, hingga cucok rowo serta dua ekor ayam meramaikan suasana jika beraktivitas di halaman belakang itu. "Ini, istri saya suka nongkrong di pasar burung dekat sini. Tapi dia sukanya beli-beli yang murah-murah," ujar Jokowi.

"Kalau saya di Jakarta ya rumah ini hanya istri dan anak-anak saya yang di Solo saja yang nempatin. Kadang-kadang rindu juga," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com