Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tetapkan Empat Tersangka Ricuh Pemasangan Plakat Dolly

Kompas.com - 29/07/2014, 12:01 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis


SURABAYA, KOMPAS.com
— Pasca-peristiwa bentrok antara polisi dengan warga dan pegiat lokasi prostitusi Dolly, Minggu (26/7/2014) lalu, polisi menetapkan empat orang tersangka. Keempatnya sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Polrestabes Surabaya.

Keempat tersangka itu adalah Subekiyanto (49), Kanan (45), Sungkono Ari Saputro alias Pokemon (34), dan Kusnadi (40).

Kapolrestabes Surabaya Kombes Setija Junianta mengatakan bahwa mereka dijerat dengan pasal berlapis, yakni Pasal 160 KUHP tentang Kejahatan Penghasutan, Pasal 214 KUHP tentang Melawan Petugas, dan Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan, dengan ancaman hukuman maksimal total 10 tahun kurungan penjara.

"Setelah diamankan usai peristiwa bentrok saat pengamanan pemasangan plakat Dolly Bebas Prostitusi akhir pekan lalu, kami langsung memproses kasusnya," katanya, Selasa (29/7/2014).

Sehari menjelang Lebaran lalu, ratusan petugas gabungan polisi bersenjata lengkap dengan satu unit water cannon, Satpol PP, dan Linmas, menjaga ketat pemasangan plakat yang bertuliskan "Kampung Putat Jaya Bebas Lokalisasi dan Prostitusi" itu (baca selengkapnya: Belasan Warga dan Pegiat Penolak Penutupan Dolly Ditangkap).

Pengawalan ketat itu menyusul pemasangan dua hari sebelumnya yang sempat ditolak dan diusir warga penolak penutupan Dolly. Meski dikawal superketat, gelombang penolakan masih tetap terjadi, bahkan warga sempat membakar ban bekas untuk menolak kedatangan polisi.

Pengamanan pemasangan plakat berakhir bentrok antara warga sekaligus pegiat penolak penutupan Dolly dengan polisi. Karena dianggap provokator, belasan warga saat itu langsung diamankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com