Mengantisipasi sulitnya mencari warung makan dengan harga "mahasiswa", sejak H-3 lebaran, biasanya para mahasiswa ini berbelanja mie instan dan telor untuk dimasak di kos. "Saya sudah menimbun satu dus mie instan dan telur di kos. Jadi saat seperti ini tetap bisa makan," ujar Hendri, salah satu mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta asal Bandung, Senin (28/7/2014).
Hendri mengungkapkan, di tahun pertama kuliah di Yogyakarta dia sempat kaget karena selama lebaran warung-warung di sekitar kampus, terutama di daerah Mrican, Sleman, semua tutup. Akibat tidak ada persiapan akhirnya dia harus makan dengan biaya mahal bagi ukuran anak kos.
"Sekarang sudah pengalaman, jadi beli kompor, dan bahan makanan," kata Hendri.
Sementara itu, Benny Rudianto, mahasiswa asal Lampung, mengaku tidak bisa mudik ke rumah karena biaya. Di hari lebaran pertama ini, dia diajak berkunjung ke rumah sahabatnya, sekaligus makan bersama keluarga di daerah Kalasan, Sleman.
"Ya ini yang namanya mujur, makan opor ayam di rumah teman kebetulan juga belum dapat kiriman uang," ucap dia sambil tersenyum.
Menurut Benny di lebaran-lebaran sebelumnya dia dan beberapa teman kos, sengaja berkeliling ke rumah teman kuliah untuk bersilahturami sekaligus mencicipi masakan khas lebaran. "Tahun lalu kami muter ke rumah teman, silahturami, sekaligus cari makan gratis sih. Namanya juga anak kos, saya kira semua yang pernah ngekos juga merasakan," kata Benny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.