Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Mudik Sukabumi Padat

Kompas.com - 28/07/2014, 01:40 WIB

SUKABUMI, KOMPAS.com - Arus lalu lintas di jalur utama mudik Sukabumi hingga pukul 23.00 WIB terpantau padat yang disebabkan oleh aktivitas pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua yang masuk dari arah Bogor.

Pantauan di lokasi, Minggu malam, kepadatan kendaraan di jalur mudik bagian utara Sukabumi tersebut terjadi mulai pukul 20.00 WIB, kepadatan kendaraan tampak di lokasi-lokasi pusat berbelanja seperti depan Pasar Cicurug, Parungkuda dan Cibadak.

Tersendatnya arus lalu lintas disebaban berbaurnya kendaraan pemudik dengan warga yang melaksanakan takbir keliling dan keluar-masuk pusat perbelanjaan.

"Tersendatnya arus lalu lintas di wilayah utara Sukabumi atau tepat di jalur utama mudik disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang melakukan perjalanan ke pusat-pusat keramaian seperti tempat perbelanjaan baik pasar tradisional maupun swalayan ditambah aktivitas pemudik yang menggunakan roda dua masih tinggi hingga malam takbiran ini," kata Kepala Seksi Pengendalian Operasional, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kabupaten Sukabumi Asep Sumantri.

Menurut Asep, aktivitas pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua dari arah Bogor menuju jalur mudik Sukabumi masih tinggi, bahkan banyak ditemukan iring-iringan pemudik dengan cara konvoi kendaraan roda dua di jalur mudik tersebut. Akibat banyaknya kendaraan yang melintas tersebut arus lalu lintas menjadi tersendat.

Namun, berdasarkan pantauan polisi, memasuki tengah malam ini, volume kendaraan dilaporkan mulai berangsur normal dan kepadatan hanya tampak di depan pusat perbelanjaan saja.

Asep memprediksi pada 1 Syawal atau Senin (28/7/2014), arus lalu lintas mulai lengang. Namun demikian, polisi tetap bersiaga untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

"Kami juga mengimbau kepada pengendara agar saat kondisi jalan lengang tidak menancap gas dan jika pengendara sudah mengantuk atau lelah lebih baik untuk istirahat dan tidak memaksakan meneruskan perjalanan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com