“Sekarang sudah sulit kita dapatkan bensin di SPBU sehingga kita kasih naik harganya. Kalau satu botol penuh harganya Rp 15 ribu, kemudian yang nyaris penuh Rp 10 ribu dan setengah botol Rp 8.000,” kata Anton, penjual bensin eceran di Kelurahan Kefamenanu Tengah, Jumat (25/7/2014).
Selain sulit untuk mendapatkan bensin, lanjut Anton, pihak SPBU juga melarang pembeli (konsumen) menggunakan jeriken. ”Dulu memang petugas SPBU kasih izin untuk pembelian pakai jeriken, namun sekarang sudah tidak bisa lagi, sehingga kita mencari alternatif lain dengan membeli melalui calo dengan harga tinggi,” kata Anton.
Menurut Anton, para calo tersebut, menawarkan bensin dengan tarif normal sama dengan di SPBU, namun untuk bensin yang diisi di jeriken ukuran 35 liter dia harus membayar Rp 25 ribu.
”Meski mahal tetapi kami tetap beli, karena mau bagaimana lagi untuk mendapat bensin,” keluh Anton.
Sementara itu, para calo mendapatkan bensin dengan cara membawa motor besar dengan tangki yang berukuran besar, kemudian dipindahkan pada jeriken berbagai ukuran yang sebelumnya sudah disiapkan.
Istilah warga setempat disebut ‘tap bensin’. “Kami juga berniat mau tap bensin tetapi motor besar tidak ada sehingga kami pun beli di calo yang beroperasi dekat SPBU. Biar pun untung sedikit, yang penting bisa dapat uang secara halal,” kata Anton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.