Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Comal Ambles, Pemudik Diusulkan Menyeberang Berjalan Kaki

Kompas.com - 21/07/2014, 17:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Organisasi Angkutan Darat (Organda) menawarkan sebuah alternatif agar pemudik yang menggunakan jasa Perusahaan Otobus (PO) tetap bisa melewati Jembatan Comal, Pemalang, meski jembatan itu ambles sejak Jumat, 17 Juli lalu.

Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono menuturkan, Organda mengusulkan ‘fery’ untuk memindahkan penumpang dari PO yang bergerak dari barat menuju Comal, ke PO yang bergerak dari Comal ke timur.

Sistem "fery" ini sederhananya mengoper penumpang saat melewati Jembatan Comal. “Mereka mencoba membuat istilahnya 'fery'. 'Fery' itu bis dari barat dia berhenti sampai di jembatan, kemudian penumpangnya pindah. Kemudian dengan PO yang sama dia (penumpang) akan dibawa ke timur. Itu usulan Organda, jalan kaki nyebrangnya,” kata Bambang, ditemui di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (21/7/2014).

Bambang mengatakan, jika usulan ini disetujui, maka akan dibuat semacam dropping zone yang teratur, agar tidak terjadi penumpukan baik bus atau penumpang, di sisi barat dan timur Jembatan Comal, Pemalang.

Saat ini, kata Bambang, ide tersebut tengah dirapatkan di antara PO anggota Organda. Bambang mengakui ada keuntungan bagi PO jika menggunakan sistem 'fery' ini. Mereka bisa menghemat waktu tempuh, daripada melalui tiga jalur alternatif yang disediakan Kementerian Perhubungan.

Sebagai informasi, saat ini terjadi kelangkaan bus, akibat sejumlah armada telat memasuki area barat Jawa. “Jadi kemarin kita bersama Sekjen Organda, dengan ketua Asosiasi Logistik juga ke sana, ke lapangan. Mereka memahami apa yang terjadi di lapangan, dan mereka mencoba berkomunikasi dengan para anggotanya. Mungkin siang ini lagi dirapatin sama Organda,” kata Bambang.

Menurut Bambang, Organda tidak akan mengenakan tarif tambahan untuk sistem 'fery' ini. Namun, diperhitungkan waktu tempuh perjalanan para pemudik angkutan umum bus akan lebih lama tiga-empat jam, untuk kondisi arus puncak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com