Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono menuturkan, Organda mengusulkan ‘fery’ untuk memindahkan penumpang dari PO yang bergerak dari barat menuju Comal, ke PO yang bergerak dari Comal ke timur.
Sistem "fery" ini sederhananya mengoper penumpang saat melewati Jembatan Comal. “Mereka mencoba membuat istilahnya 'fery'. 'Fery' itu bis dari barat dia berhenti sampai di jembatan, kemudian penumpangnya pindah. Kemudian dengan PO yang sama dia (penumpang) akan dibawa ke timur. Itu usulan Organda, jalan kaki nyebrangnya,” kata Bambang, ditemui di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (21/7/2014).
Bambang mengatakan, jika usulan ini disetujui, maka akan dibuat semacam dropping zone yang teratur, agar tidak terjadi penumpukan baik bus atau penumpang, di sisi barat dan timur Jembatan Comal, Pemalang.
Saat ini, kata Bambang, ide tersebut tengah dirapatkan di antara PO anggota Organda. Bambang mengakui ada keuntungan bagi PO jika menggunakan sistem 'fery' ini. Mereka bisa menghemat waktu tempuh, daripada melalui tiga jalur alternatif yang disediakan Kementerian Perhubungan.
Sebagai informasi, saat ini terjadi kelangkaan bus, akibat sejumlah armada telat memasuki area barat Jawa. “Jadi kemarin kita bersama Sekjen Organda, dengan ketua Asosiasi Logistik juga ke sana, ke lapangan. Mereka memahami apa yang terjadi di lapangan, dan mereka mencoba berkomunikasi dengan para anggotanya. Mungkin siang ini lagi dirapatin sama Organda,” kata Bambang.
Menurut Bambang, Organda tidak akan mengenakan tarif tambahan untuk sistem 'fery' ini. Namun, diperhitungkan waktu tempuh perjalanan para pemudik angkutan umum bus akan lebih lama tiga-empat jam, untuk kondisi arus puncak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.