Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangdam: Ribuan Prajurit Siaga Antisipasi Pengumuman Pilpres

Kompas.com - 21/07/2014, 11:12 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com — Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Bambang Budi Waluyo mengatakan, pihaknya menyiagakan 5.000 prajurit untuk mengantisipasi gangguan keamanan saat pengumuman hasil pemilu presiden oleh Komisi Pemilihan Umum pada Selasa (22/7/2014).

"Prajurit tersebut akan selalu siaga untuk mengantisipasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan saat perhitungan suara pemilu presiden, Selasa," kata Bambang kepada wartawan seusai meresmikan Masjid Al Assasiatul Khomsah di Palembang, Minggu (20/7) malam, seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, jumlah anggota itu di luar dari permintaan Kepolisian Daerah Sumatera Selatan. Anggota TNI yang bertugas untuk pengamanan saat pengumuman hasil pilpres itu, katanya, ialah untuk membantu tugas-tugas pengamanan yang dilakukan Polri bila pasca-pengumuman itu terjadi tindakan massa yang anarkistis.

"Itu pengamanan untuk membantu Polri bila ada tindakan anarkistis," ujar dia.

Bambang mengakui saat ini prajuritnya ada yang telah bergabung dengan jajaran Polda Sumsel untuk membantu mengamankan pilpres. Jumlah mereka sebanyak 2.500 orang.

"Sementara yang disiagakan ini dalam jajaran Kodam dan saat ini akan melaksanakan geladi pengamanan KPU," kata dia.

Ia menambahkan, wilayah Kodam II/Sriwijaya saat ini masih kondusif. Pelaksanaan Pemilu Presiden 9 Juli lalu tidak ada hambatan yang berarti. Perhitungan suara di KPU juga berjalan lancar dan tidak ada hal yang bermasalah.

"Ini berarti wilayah Kodam Sriwijaya yang terdiri dari lima provinsi, yakni Sumsel, Lampung, Jambi, Bengkulu, dan Bangka Belitung dapat dijadikan contoh daerah lain," katanya.

Ia mengharapkan perhitungan suara secara nasional di KPU berjalan lancar dan tidak ada permasalahan.

Ketika ditanya mengenai antisipasi bila ada tindakan anarkistis, Bambang mengatakan, pihaknya akan bertindak secara tegas bila ada permasalahan anarkisme. Namun, kata dia, anggotanya tidak akan menggunakan peluru tajam bila terpaksa melakukan tindakan tegas dengan menggunakan senjata.

"Jadi, bila ada (pakai peluru tajam) itu bukan dari prajurit TNI karena anggotanya dibekali peluru karet," kata dia.

Bambang mengharapkan tindakan dari aparat itu tidak perlu terjadi karena semua pihak menginginkan kedamaian, termasuk pasangan calon.

"Mari bersama-sama menjaga kondisi yang kondusif yang telah tercipta selama ini dengan selalu menjaga ketertiban," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com