Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Journalism: Wajah Jalur Mudik Selatan dalam Pandangan Mata Burung

Kompas.com - 19/07/2014, 19:27 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Barisan mobil dan kepulan debu, itulah yang biasa dilihat mata di jalur mudik selatan selama arus mudik dan balik. Kepadatan jalan, selain memusingkan, juga mengaburkan pesona sekitarnya.

Bermodal drone DJI Phantom 2+, tim Kompas.com berkelana melewati jalur yang merentang dari Nagreg, Kebumen, hingga terus ke timur itu. Kompas.com menyuguhkan wajah jalur mudik selatan Jawa yang tak pernah diungkap sebelumnya, wajah dalam pandangan mata burung.

Panorama wilayah Nagreg adalah satu dari beberapa yang terpotret. Wilayah yang dahulu dikenal dengan kemacetan itu kini lebih tertata dan bisa dinikmati keindahannya berkat pembangunan jalur lingkar luar Nagreg.

KOMPAS.COM / FIKRIA HIDAYAT - KRISTIANTO PURNOMO Pemandangan di Nagrek, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/6/2014). Jalan di sini digunakan sebagai jalur selatan untuk mudik atau balik Lebaran dari Jawa Barat menuju kota-kota di Jawa Tengah.
Dengan drone, tersingkap lingkungan sekitar jalur sepanjang 1,925 km tersebut. Selain pepohonan dan teras sering, obyek yang mencolok pandangan mata adalah tebing pembatas jalan dan bukit batu.

Adanya bukit batu di sekitar jalur utama mudik ini tak mengherankan. Jalur Nagreg yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 300 miliar itu memang dibangun dengan membelah bukit batu di Desa Nagreg, Bojong, Ciherang, dan Ciaro di Kecamatan Nagreg.

Meski jalanan tampak mulus, sempat dilaporkan adanya penambangan batu di bukit sekitar jalur lingkar luar Nagreg. Bila terus berlangsung, penggalian diperkirakan bisa menyebabkan longsor.

Kristianto Purnomo Terowongan di Jalan Lingkar Luar Nagreg, Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/6/2014). Jalan Lingkar Luar Nagreg dibangun untuk mengurai kemacetan di kawasan Nagreg terlebih pada saat arus mudik lebaran.

Pesona lain Nagreg adalah terowongan sepanjang 400 meter. Tak seperti terowongan biasa yang atasnya tertutup, terowongan setinggi 15 meter yang dibangun dengan kontraktor Hutama Karya itu semi terbuka, cuma ditutupi dengan struktur yang melintang dari kanan ke kiri jalan.

Keluar dari terowongan, terdapat jalan kecil menuju bukit. Di wilayah itu, pengguna jalan bisa berhenti, naik ke atas, dan menikmati panorama terowongan dan lingkar luar Nagreg dari atas. Tentu saja, ini lebih baik dilakukan kalau kondisi jalan lancar.

Kristianto Purnomo-Fikria Hidayat Jalan Lingkar Luar Nagreg, Bandung, Jawa Barat, difoto dari udara, Rabu (25/6/2014). Jalan Lingkar Luar Nagreg dibangun untuk mengurai kemacetan di kawasan Nagreg, terlebih pada saat arus mudik Lebaran.

Selain lingkar luar Nagreg, drone juga mengungkap kondisi Tanjakan Gentong atau Lingkar Gentong. Potret kemacetan sesaat setelah Matahari terbenam terlihat. Bukan tak mungkin, kemacetan akan terjadi ketika arus mudik.

Memasuki Jawa Tengah, berjalan dari Purwokerto hingga Purworejo, panorama yang terlihat sangat berbau pertanian. Tim Kompas.com juga memotret panorama wilayah tersebut dari udara dengan memakai drone.

Kristianto Purnomo-Fikria Hidayat Lanskap Sungai Serayu di Kedunguter, Banyumas, Jawa Tengah difoto dari udara, Kamis (26/6/2014). . Hulu sungai ini berada di Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Cilacap.

Sungai Serayu yang mengalir membelah wilayah Kedunguter, Banyumas, Jawa Tengah, adalah salah satu panorama yang tertangkap. Sungai yang meski airnya tak tampak jernih ini tetap tampak ayu dengan pepohonan di sekitarnya.

Konon, Sunan Kalijaga pernah menyaksikan wajah perempuan cantik yang di permukaan air sungai tersebut. Hal itu dipercaya menjadi asal usul penamaan sungai Serayu yang berarti wajah yang cantik.

Sementara itu, sawah yang hijau bisa disaksikan sepanjang jalan dari Gombong hingga Purwojero. Salah satu yang dipotret dengan drone adalah persawahan di kanan kiri jalan wilayah Jatiroto, Gombong.

Di Yogyakarta, keindahan bangunan candi masa kejayaan Hindu-Buddha di tanah Jawa bisa dilihat. Tim Kompas.com untuk menyuguhkan wajah Prambanan dan Borobudur dengan drone untuk pertama kalinya.

Kristianto Purnomo-Fikria Hidayat Lanskap Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, difoto dari udara, Sabtu (28/6/2014). Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Kompas.com
mengabadikan Borobudur dari dua titik, yaitu dari Punthuk Setumbu dan Ngaran. Di Punthuk Setumbu, Borobudur tampak tertutup kabut dan dihiasi langit kekuningan saat Matahari terbit.

Dari wilayah Ngaran, Kompas.com menerbangkan drone dari jalan desa, melewati persawahan dan mendekati candi paling megah di Indonesia itu. Borobudur tampak dikelilingi pepohonan dan sawah.

Kristianto Purnomo Lanskap Candi Borobudur terlihat dari Punthuk Setumbu, Karangrejo, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (28/6/2014). Punthuk Setumbu merupakan bukit yang menjadi salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan kemegahan Candi Borobudur dan Gunung Merapi saat matahari terbit.

Sementara di Prambanan, Kompas.com mengabadikan candi dari bagian depan. Drone melayang hingga pintu batas zona inti. Wajah pertama candi Prambanan dari udara, itulah yang berhasil didapatkan.

Kristianto Purnomo-Fikria Hidayat Bangunan Candi Prambanan di Sleman, Yogyakarta, difoto dari udara, Jumat (27/6/2014). Candi Prambanan dibangun pada abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.

Dari wilayah Sumberwatu, Kompas.com juga mengabadikan wajah Prambanan dari kejauhan. Candi Hindu tertinggi di Indonesia ini berlatar Gunung Merapi. Titik tempat Kompas.com memotret, Candi Prambanan, dan Puncak Merapi adalah satu garis lurus.

Jangan cuma melaju kencang atau stres karena kemacetan ketika mudik melewati jalur selatan. Sekali-kali, liriklah ke kanan kiri jalan. Siapa tahu, ada keindahan yang bisa diabadikan, keindahan yang luput dari pandangan banyak orang.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com