Di wilayah ini terdapat 307.843 warga yang masuk daftar pemilih tetap. Partisipasi pemilih di wilayah ini hanya 53,9 persen dari total warga yang tercantum dalam DPT. Dari total suara sah dari lima distrik di Kota Jayapura sebanyak 166.000, pasangan Prabowo Hatta meraih 69.220 suara, sedangkan pasangan Jokowi-JK meraih 96.780 suara.
Hasil perolehan suara Pemilu Presiden 2014 di Kota Jayapura didapat dari rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kota Jayapura di Hotel Le Premiere, Entrop, Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Rabu (16/7/2014) siang.
Ketua KPU Kota Jayapura Yeremias Numberi yang ditemui di sela sidang pleno rekapitulasi mengatakan, rekapitulasi sudah berjalan mulus sekalipun petugas Panitia Pemilihan tingkat Distrik (PPD) Distrik Heram masih melakukan kesalahan pengisian form rekapitulasi PPD.
“Ada pembenaran pengisian form, tetapi tidak berdampak pada perubahan perolehan suara pasangan calon presiden,” ujar Yeremias.
Dari total lima distrik di Kota Jayapura, pasangan Jokowi-JK menang di empat distrik, yaitu di Distrik Abepura, Distrik Jayapura Utara, Distrik Jayapura Selatan, dan Distrik Heram. Adapun pasangan Prabowo-Hatta menang di Distrik Muara Tami, yang wilayahnya berbatasan dengan Papua Niugini.
Rapat ini dihadiri pula oleh para anggota musyawarah pemimpin daerah dengan pengawalan 100 polisi dari Polresta Jayapura. Saksi dari pasangan Prabowo-Hatta dua kali menyampaikan keluhan tentang pengusiran saksi di tempat pemungutan suara di Distrik Heram dan Distrik Jayapura Selatan.
Saat dikonfrontasi, Panwaslu Distrik Heram mengaku tak pernah mendapat pengaduan dari tingkat TPS. Adapun untuk kasus pengusiran saksi calon nomor urut satu di salah satu TPS di Entrop, Distrik Jayapura Selatan, disebutkan akibat keterlambatan datang ke TPS.
Partisipasi pemilih
Yeremias mengakui partisipasi pemilih dalam Pemilu Presiden 2014 ini turun drastis dibandingkan Pemilu Legislatif 2014. "Pada pemilihan anggota legislatif April lalu, partisipasi warga masih sekitar 80 persen dan sekarang turun drastis jadi 53 persen," ujar dia.
Menurut Yeremias, ada dua faktor yang diduga menjadi penyebab turunnya partisipasi warga dalam pemilu presiden di kota ini. Pertama, sebut dia, masyarakat lebih tertarik mengikuti pertandingan Piala Dunia 2014. Kedua, lanjut dia, kurangnya kedekatan psikologis antara para calon dengan masyarakat setempat.
“Berbeda dengan pelaksanaan pemilihan legislatif, di mana calon legislatif turun hingga ke kampung-kampung melakukan sosialisasi dan kampanye sehingga masyarakat tertarik. Sementara pada pilpres, kampanye hanya berlangsung sekali,” ungkap Yeremias.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.