Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu Lintas Bali Kian Memusingkan...

Kompas.com - 15/07/2014, 16:35 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Denpasar lengang! Jika hari raya keagamaan tiba, jalanan di Pulau Bali, terutama di Kota Denpasar dan sekitarnya hingga sekitar Kabupaten Badung, bisa bebas dari kemacetan. Hari raya keagamaan itu misalnya hari raya Nyepi, Galungan, dan Lebaran. Saat hari raya keagamaan itu, perjalanan dari mana pun menuju jantung ibu kota Bali serasa lapang, santai, dan lancar.

Perjalanan dengan kendaraan roda empat dari luar kota Denpasar menuju perkotaan, yang jaraknya hanya sekitar 7 kilometer (km), pada hari biasa bisa memerlukan waktu sekitar 40 menit. Jika hari raya tiba, perjalanan dengan kendaraan yang sama memakan waktu tak lebih dari 15 menit. Lalu lintas nan macet di Bali, khususnya Denpasar dan sekitarnya, membuat daerah tujuan wisata utama di Indonesia itu seperti Jakarta saja kini.

Made Endra (36), penduduk Kerobokan, Kabupaten Badung, berharap pemandangan lalu lintas lengang di jalanan Denpasar bisa dinikmati setiap hari. ”Tanpa menunggu hari raya, kami tak perlu cemas melaju ke Denpasar, terutama bersama dengan keluarga,” kata dia, beberapa waktu lalu. Impian Endra sebenarnya juga menjadi harapan dari banyak warga Bali, termasuk sejumlah wisatawan.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika pun beberapa kali menyampaikan kecemasannya dengan lalu lintas di Pulau Dewata yang amat padat itu. ”Sekilas itu baik karena menjadi tanda dari semakin makmurnya masyarakat sehingga bisa membeli alat transportasi sendiri. Namun, saya menjadi waswas juga karena transportasi publik di Bali semakin tersingkir dan kemacetan di mana-mana. Ini tidak baik juga untuk kesehatan dan perkembangan kota,” papar dia.

Pastika mengaku terus memutar otak dan bertanya ke berbagai kalangan mengenai kebijakan terbaik yang bisa dibuatnya untuk mencegah lalu lintas di Bali kian ruwet. Ia pun menyiapkan moratorium kendaraan bermotor. Ini bisa menjadi solusi terbaik dengan menghentikan sementara masuknya kendaraan baru ke Bali. Andaikan kebijakan itu bisa dilakukan, butuh waktu sekitar lima tahun untuk pendataan, termasuk menata usia kendaraan yang boleh beredar di Bali.

Tahun 2013, jalan di atas perairan dan underpass terbangun untuk memecah kemacetan di sekitar Badung, khususnya ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Nusa Dua, dan sekitar Denpasar. ”Namun, jalan di atas perairan itu bisa jadi hanya solusi sementara. Kita harus terus berinovasi,” ujar Pastika.

Dominasi sepeda motor

Selain itu, pemerintah daerah menyiapkan bus dan angkutan umum gratis. Namun, kebijakan itu tetap tak populer. Hal ini juga sempat dikeluhkan Wali Kota Denpasar Rai Mantra. Ia menyadari perlu terobosan untuk mengatasi kemacetan di Denpasar dan sekitarnya, sembari menanti munculnya kesadaran masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali tahun 2013 mencatat, kendaraan bermotor di provinsi itu sebanyak 2,74 juta unit. Jumlah itu didominasi oleh 2,3 juta unit kendaraan roda dua. Kendaraan roda empat untuk penumpang sekitar 267.000 unit dan sisanya kendaraan jenis lain. Setiap tahun, rata-rata kenaikan jumlah kendaraan di Bali tak kurang dari 7 persen. Penambahan kendaraan ini tak sebanding dengan pertambahan panjang jalan yang sekitar 2 persen saja.

Panjang jalan di Bali pada 2009 tercatat 7.306 km, dengan uraian 535 km jalan nasional, 883 km jalan provinsi, dan 5.888 km jalan kabupaten/kota. Pada 2012 ada penambahan panjang jalan, tetapi hanya menjadi 7.548 km. Pertambahan hanya untuk jalan kabupaten/kota.

Mulai 1 Juni lalu, Pemerintah Provinsi Bali menerapkan pajak progresif untuk mengatasi pelonjakan jumlah kendaraan bermotor. Namun, penerapannya masih bertahap untuk kendaraan roda empat pribadi. Kendaraan yang terdaftar sebagai mobil sewaan atau untuk umum (berpelat kuning) dibebaskan dari aturan pajak progresif.

Aturan itu diterapkan bertahap sebab pajak kendaraan bermotor merupakan penyumbang terbesar dari pendapatan asli daerah (PAD) Bali, yang setahun tak kurang dari Rp 2 triliun. Menurut Pastika, pemerintah daerah tidak bisa ekstrem memberlakukan pajak progresif itu ke seluruh jenis kendaraan, terutama sepeda motor. Pemerintah daerah perlu mendapatkan pemasukan lain dahulu sebagai pengganti pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor.

Pengamat transportasi, Ni Ketut Sriastati Sukawati, menyambut baik kebijakan pajak progresif kendaraan bermotor itu. Kebijakan itu lebih efektif daripada pemberlakuan moratorium kendaraan. Pajak progresif bisa menahan masyarakat untuk membeli kendaraan baru.

Akan tetapi, ia meminta pemerintah provinsi tetap tegas mengatasi lonjakan jumlah kendaraan bermotor di Bali. Warga perlu dilibatkan saat membuat kebijakan itu. (ayu sulistyawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com