Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Gubernur Tak Persoalkan Deddy "Shooting" Sinetron?

Kompas.com - 15/07/2014, 15:52 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Muradi, menduga ada kesepakatan khusus yang disetujui antara Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar sebelum terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada pilkada tahun 2013 lalu.

Menurut dia, kesepakatan itu tidak boleh mengganggu aktivitas Deddy Mizwar sebagai artis ketika terpilih menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.

"Sebenarnya, ada deal antara tim Aher (sapaan Ahmad Heryawan) dan Deddy Mizwar. Dia (Deddy Mizwar) mau berpasangan (dengan Aher), tapi ketika masih menjabat dia tetap boleh menjalankan aktivitas sebagai artis," kata Muradi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/7/2014).

Lebih lanjut, Muradi menjelaskan, kesepakatan tersebut terlihat jelas ketika Aher mati-matian membela Deddy Mizwar di hadapan wartawan. Pada saat itu, Aher mengatakan, apa yang dilakukan oleh Deddy Mizwar dalam dunia hiburan, seperti shooting sinetron dan iklan, tidak jauh berbeda dengan pekerjaan sampingannya sebagai pembicara dalam seminar-seminar.

Muradi pun menyanggah pernyataan Aher. Dia mengatakan, sangat jauh berbeda antara kegiatan Aher mengisi seminar dan shooting yang dilakukan Deddy Mizwar.

"Ada ketidakpahaman Aher, dia tidak mengerti, seminar itu kan rangkaian program menjabat sebagai gubernur. Nah, kalau iklan, itu kan di luar program sebagai wakil gubernur," ujarnya.

Muradi pun menganggap Deddy Mizwar mengingkari janjinya sendiri kepada masyarakat Jawa Barat. Pada saat pertama kali terpilih, Deddy mengaku akan menghabiskan semua kontraknya di dunia hiburan. "Tapi, sekarang ternyata malah tambah banyak," ujarnya.

Selain itu, masih berkecimpungnya Deddy Mizwar di dunia hiburan meski telah menjadi pejabat publik dinilai Muradi sebagai anomali politik di level artis yang bukan berasal dari dunia politik. Pada saat akan terjun ke dunia politik, kata Muradi, para artis biasanya menggunakan fantasi dan imajinasi bagaimana menariknya menjadi kepala daerah dengan penghasilan yang besar. Namun, ternyata hal tersebut tidak sesuai dengan kenyataan.

"Ternyata tidak sesuai dengan yang dibayangkan, masalah materi juga. Gaji wakil gubernur itu cuma Rp 50-60 juta, jauh lebih kecil dibandingkan dengan penghasilan main sinetron," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com