Representasi Indonesia Pembela Buruh Migran Jawa Timur Moch Cholili kepada Kompas di Jember, Minggu (13/7), mengaku, pihaknya mendapat pemberitahuan ada tenaga kerja Indonesia (TKI) yang depresi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hongkong.
Sampai sekarang korban masih dirawat di rumah sakit jiwa di Makau. ”Kami semula minta supaya korban sakit jiwa itu segera dipulangkan. KJRI juga sudah bersiap mengurus pemulangan itu, kami siap membantu di sini. Hanya saja, sampai saat ini kami belum menemukan keluarganya di Jember,” kata Moch Cholili.
Moch Cholili mengatakan, pihaknya sudah menghubungi nomor kontak yang diberi dari Makau. Hanya saja setelah dihubungi, nomor itu ternyata milik saudara ipar yang ada di Lumajang.
”Mereka tidak tahu kondisi keluarga korban di Jember karena memang jarang berkomunikasi sampai saat ini,” kata Moch Cholili.
Pembantu
Nurhasanah saat depresi bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah majikannya, Whong Pan Ieng, di Makau. Sebelumnya, korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga juga di Hongkong kemudian pindah ke Makau.
Agen penyalur tenaga kerja di Makau sudah diketahui bernama Paklik, tetapi Representasi Indonesia Pembela Buruh Migran kesulitan menelusuri agen penyalur tenaga kerja di Hongkong. ”Jika ini diketahui, pasti agen penyalur di Indonesia akan diketahui,” kata Cholili.
Hingga kini pihaknya mengaku kesulitan menghubungi keluarga Nurhasanah di Jember.
”Kami hanya punya identitas berupa paspor yang berlaku, yakni AR 910856, diterbitkan kantor Imigrasi Jember. Paspor lama ketika masih bekerja di Hongkong No AN 262052 dan disebutkan kelahiran Jember,” kata Moch Cholili. (SIR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.