"Kami ke sini untuk menajamkan apa yang ditekankan oleh KPK yaitu jangan ada KPU yang main mata di Pilpres yang berjalan ini. Kami juga mengingatkan dan mendesak supaya apa yang ditekankan KPK terwujud di Jawa Barat ini," ujar Solihin di kantor KPU Jawa Barat.
Sayangnya, Solihin dan para relawan tidak dapat bertemu langsung dengan komisioner dan ketua KPU lantaran harus menyaksikan pemungutan suara ulang di Cianjur dan Indramayu.
Solihin menambahkan, terlibatnya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan beberapa kepala daerah lainnya di Jawa Barat sebagai timses Prabowo-Hatta, menimbulkan kecurigaan adanya intervensi dalam penghitungan suara. Selain intervensi, lanjut dia, masih banyak dugaan kecurangan lainnya.
"Ada segudang indikasi kecurangan. Kami tidak akan datang kesini kalau tidak ada indikasi kecurangan. Kita juga meminta agar Gubenur Jawa Barat kembali ke habitatnya. Karena saya curiga dia akan intervensi," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPD Partai Nasdem Jawa Barat, Eka Santosa, mengutarakan hal serupa. Menurutnya, untuk mengantisipasi kecurangan, Partai Nasdem akan mengumpulkan seluruh Formulir C1di Jawa Barat.
"Ada Kekhawatiran ada pengaruh terhadap penyelenggaran karena kami mencermati semua tahapan, apalagi sekaang di tingkat PPK juga akan pleno. Jadi bukan hanya imbauan untuk KPU agar tetap menjaga netralitas tapi untuk semuanya," ucapnya.
Sementara itu, Anton Firmansyah Staff Logistik KPU Jawa Barat, menyampaikan permohonan maaf mewakili ketua KPU Yayat Hidayat yang tidak bisa menemui para relawan. Meski demikian, di hadapan Solihin GP dan para relawan Anton bersumpah bahwa KPU akan jujur dalam penghitungan suara.
"Kami akan sampaikan ke ketua dan nantinya akan ada tindak lanjut apakah tertulis atau langsung nanti beliau akan menjawabnya," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.