Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Goyang Dodol di Minahasa Selatan...

Kompas.com - 11/07/2014, 18:21 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA SELATAN, KOMPAS.com - Ratusan ibu-ibu di Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) secara bersama-sama "menggoyang" dodol yang merupakan salah satu makanan traditional dan favorit dari Sulawesi Utara. Uniknya beberapa di antara ibu-ibu tersebut menggoyang sambil berjoget.

Kegiatan menggoyang dodol tersebut merupakan rangkaian dari Festival Teluk Amurang yang digelar pemerintah daerah Minsel mulai tanggal 11 Juli hingga 16 Juli 2014.

"Kami menyambut gembira pelaksanaan kegiatan ini, karena ini bisa mengangkat kekhasan makanan tradisional kami," ujar Lidya Miyoyo Palit, salah satu peserta dari Kelurahan Ranomea, Kecamatan Amurang Timur, Jumat (11/7/2014).

Dodol yang merupakan makanan traditional di Minsel tersebut terbuat dari adonan santan kelapa, gula aren, tepung ketan serta ditambah kacang tanah atau kenari.

"Tapi kami juga kadang menambahkan susu dan bubuk cokelat sebagai variasi rasa," tambah Lidya.

Goyang Dodol bersama yang diikuti ratusan peserta yang datang dari kelompok masyarakat, PKK kelurahan dan kecamatan serta utusan instansi pemerintah itu digelar di pesisir pantai Alar. Mengolah dodol memerlukan kesabaran tersendiri, sebab adonan legit dodol dihasilkan dari cara menggoyangnya yang cukup lama.

"Kalau sudah mulai digoyang tidak bisa berhenti. Makanya bikin dodol tidak bisa sendiri, harus ada yang membantu, karena menggoyang dodol memerlukan waktu sekitar dua hingga tiga jam tanpa henti," ujar Yospina Tuwondila, peserta lainnya.

Di samping harus digoyang terus menerus, api yang digunakan untuk memasak juga harus dijaga suhunya. Menurut peserta, api yang dihasilkan dari sabut kelapa dan batok kelapa yang paling cocok untuk memasak dodol.

Konon, dodol sudah menjadi resep makanan turun menurun di Amurang. Sebab daerah di Minahasa bagian Selatan ini terkenal sebagai penghasil kelapa dan gula aren. Gelaran event goyang dodol bersama bertujuan untuk terus mempertahankan kekhasan makanan daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com