Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Pengemis dengan Perbaikan Mental hingga Sembuh

Kompas.com - 02/07/2014, 14:29 WIB

SUMENEP, KOMPAS.com
- Berikut ini adalah lanjutan analisis dari Hasan Basri, Staf Pengajar Universitas Wirajaya Sumenep, mengenai fenomena pengemis (baca sebelumnya: Pengemis, Solusinya Tak Sekadar Modal Kerja dan Uang).

Pendekatan budaya ini untuk membenahi mental mereka. Mental inilah yang kemudian mempengaruhi etos kerja. Ketika mentalnya sembuh, maka etos kerjanya akan membaik.

Kita tidak harus menghakimi mereka dengan mengatakan mengemis itu perbuatan tidak baik.

Saya rasa mereka mengerti itu. Di agama kan jelas kalau mengemis itu salah. Begitu pula secara sosial. Mereka tahu itu.

Jadi, pendekatan budaya atau perbaikan mental itu harus dilakukan secara bertahap. Pun tidak selalu bisa melalui jalur pendidikan gaya pemerintah atau formal.

Kuncinya menurut saya malah ada di tokoh-tokoh masyarakat di sana. Dekati tokoh masyarakat dan ajak mereka berbicara dari hati ke hati.

Saya yakin, ketika tokoh-tokoh mereka bisa dipegang, masyarakat akan mengikuti. Itulah pentingnya pendidikan non formal. Beri para tokoh ini peran. Pemerintah jangan selalu memposisikan diri sebagai pihak yang selalu benar.

Dengan memberikan peran kepada para tokoh masyarakat, pemerintah sudah memberikan kesempatan kepada masyarakat itu sendiri untuk pemberdayaan diri.

Saya lihat, pendekatan pemerintah kurang maksimal. Selama ini, pendekatan kultur kurang begitu diperhatikan.

Selalu saja pendekatannya lebih banyak mereka (para pengemis) ini miskin dan butuh modal. Bagi saya itu tidak akan memutus lingkaran masalah.

Setelah mental dibenahi, barulah kita memberikan solusi praktis kepada mereka. Yakni bagaimana menjawab masalah ekonomi mereka setelah lepas sebagai pengemis. Pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan bagi mereka.

Secara bertahap, pendidikan juga diperbaiki. Tujuannya, agar warga di sana bisa bersaing di dunia kerja. Memang penanganan masalah ini tidak bisa satu dua tahun. Perlu waktu yang lama untuk mengubah tradisi. Tetapi itu bukanlah hal yang mustahil. (idl)


baca juga:
Warganya Bisa Bangun Rumah dari Mengemis, Kampung Ini Jadi Tenar
Ramadhan dan Lebaran, Siaga Serbuan Pengemis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com