Lampu dan Marka Jalan di Jalur Alternatif Mudik Masih Sedikit

“Jalur alternatif yang ada di Pantura Jateng, pantai selatan dan tengah masih belum banyak fasilitas pendukung. Salah satunya, tidak adanya keberadaan marka jalan,” kata Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, Hadi Santosa di Semarang, Rabu (1/7/2014).

Menurut Hadi, pengecatan marka jalan adalah suatu yang penting untuk keselamatan pengendara. Jalur alternatif pun yang juga dipersiapkan sebagai pemecah kemacetan arus mudik juga belum diperbaiki dengan baik.

Hadi menambahkan, masih banyak jalan alternatif yang aada hanya selebar 6-7 meter. Kondisi jalur terkadang diperparah dengan belum adanya drainase dan rambu-rambu jalan.

“Sekarang itu kondisinya pengelolaan jalan yang semula milik kabupaten dipindahkan ke provinsi. Jadi, banyak jalan yang kurang fasilitas pendukung jalan,” paparnya.

Jalur alternatif sendiri saat ini banyak berada di wilayah pegunungan dan hutan. Kondisi demikian membuat relatif sepi, disertai kurangnya lampu penerangan. Kalangan dewan sangat mengkhawatirkan bahaya yang mengancam pengendara.

Jalur alternatif yang baru berdasarkan catatannya ada di ruas Kendal-Weleri-Sukorejo-Temanggung, Banjarnegara- Pemalang, serta jalur Tengah, Purwodadi-Kabupaten Semarang-Kabupaten Sragen.

"Dari 178 ruas jalan di Pantura dan 137 ruas di Pantai Selatan. Sisanya adalah jalur alternatif. Kondisi itu harus ditangani. Untuk itu, kami minta dalam waktu dekat harus ada rambu-rambu sementara dan penerang jalan alternatif tersebut," pinta Hadi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Urip Sihabudin mengaku hingga saat ini pihaknya tengah berusaha menuntaskan pemasangan rambu lalu lintas pada sejumlah jalan alternatif milik Pemprov. Rambu yang dipasang peringatan dan pembatas jalan.

"Rambu-rambu lalu lintas sudah kami siapkan dan tinggal dipasang," ungkapnya.