Kundang menilai, anjloknya KA Pasundan ini perlu perhatian khusus dari pihak KAI. Terutama menjelang arus mudik pada musim Lebaran nanti. Apalagi kejadian kereta anjlok di wilayahnya masih rawan terjadi.
Selain sarana penunjang kereta yang mesti lebih disiapkan, ancaman bencana alam saat cuaca buruk seperti sekarang ini masih dimungkinkan terjadi.
"Sarana moda transportasi perlu disiapkan total. Selain itu, bencana di wilayah ini masih mungkin terjadi saat cuaca buruk terus melanda seperti sekarang. Longsor, tanah amblas dan gempa bumi, di sini tanahnya labil," ungkap Kundang.
Sementara itu, pihak PT KAI belum bisa memutuskan penyebab anjloknya KA Pasundan. Soalnya, sampai malam ini pihaknya masih menarik gerbong rangkaian kereta dan menyelidiki penyebabnya. "Masih diselidiki," singkat Kepala Humas PT KAI Daop II Bandung, Zunerfin.
Diberitakan sebelumnya, Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Bandung-Surabaya anjlok di perbatasan Tasik-Garut, tepatnya di wilayah Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (27/6/2014) pagi. Tercatat enam rangkaian gerbong kereta api keluar jalur, dan terhenti di jalur rel sekitar 2 kilometer dari Stasiun Peundeuy, Garut.