Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Tasik: KA Pasundan Anjlok Akibat Kayu Bantalan Rel Lapuk

Kompas.com - 27/06/2014, 21:31 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin menyatakan, anjloknya kereta api Pasundan diduga akibat kondisi kayu bantalan rel yang lapuk.

"Lihat saja di sekitar sini kayu bantalan rel pada lapuk. Saya tadi sudah laporkan kondisi ini ke pihak KAI. Soalnya ini kalau terus dibiarkan bahaya," jelas Kundang sembari menunjukkan kayu bantalan rel di lokasi kejadian, Jumat (27/6/2014).

Kundang menilai, anjloknya KA Pasundan ini perlu perhatian khusus dari pihak KAI. Terutama menjelang arus mudik pada musim Lebaran nanti. Apalagi kejadian kereta anjlok di wilayahnya masih rawan terjadi.

Selain sarana penunjang kereta yang mesti lebih disiapkan, ancaman bencana alam saat cuaca buruk seperti sekarang ini masih dimungkinkan terjadi.

"Sarana moda transportasi perlu disiapkan total. Selain itu, bencana di wilayah ini masih mungkin terjadi saat cuaca buruk terus melanda seperti sekarang. Longsor, tanah amblas dan gempa bumi, di sini tanahnya labil," ungkap Kundang.

Sementara itu, pihak PT KAI belum bisa memutuskan penyebab anjloknya KA Pasundan. Soalnya, sampai malam ini pihaknya masih menarik gerbong rangkaian kereta dan menyelidiki penyebabnya. "Masih diselidiki," singkat Kepala Humas PT KAI Daop II Bandung, Zunerfin.

Diberitakan sebelumnya, Kereta Api Ekonomi Pasundan jurusan Bandung-Surabaya anjlok di perbatasan Tasik-Garut, tepatnya di wilayah Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (27/6/2014) pagi. Tercatat enam rangkaian gerbong kereta api keluar jalur, dan terhenti di jalur rel sekitar 2 kilometer dari Stasiun Peundeuy, Garut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com