Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Beradik yang Tewas di Kompleks TNI AD Rencananya Akan Bertemu Orangtua

Kompas.com - 23/06/2014, 15:30 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Kakak beradik, Praja (17) dan Aura (13), yang ditemukan tewas di rumahnya bersama pembantunya, Acim, di rumah mereka di kompleks TNI AD di Jalan Gudang Utara Nomor 18, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/6/2014), diketahui akan berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan orangtuanya.

Fitri Yuliatin (34), pedagang makanan dan minuman yang berjualan di seberang rumah keluarga kakak beradik ini mengatakan, Praja dan Aura rencananya akan berangkat ke Jakarta pada pukul 08.00 WIB, sementara orangtuanya, Letnan Kolonel (Letkol) Inf R Rudy Martiandi dan istri, akan berangkat dari Solo menuju Jakarta.

"Kakak beradik itu kemarin itu dijadwalkan ke Jakarta, pada paginya, orangtuanya berangkat dari Solo. Maksudnya mau ketemuan di Jakarta, mereka akan berlibur," kata Fitri, Senin, (23/6/2014).

Fitri mengatakan bahwa ibu Praja dan Aura menghubungi ponsel Praja dan juga Aura, tetapi tidak aktif. Ponsel Acim masih aktif, tetapi tidak ada yang mengangkat.

"Nah, ibu Rudi (ibu korban) itu ngeluh ke saya, ibu Rudi kirim SMS ke saya. Kayak gini, 'Teh, ada di warung ga? Ibu barusan telepon anak-anak. Om Acim juga pada enggak ngangkat. Apa belum pada bangun ya? Soalnya Aura jam 7.30 mau berangkat ke Jakarta, takut telat travelnya. Punten Teh, tolong lihatin di rumah, gedor-gedorkeun. Tolong digedor-gedor saja, Teh'," kata Fitri menirukan pesan singkat yang dikirimkan kepadanya.

Sementara itu, di depan rumah juga sudah ada Sertu Slamet, anak buah ayah Praja dan Aura yang dimintai tolong untuk mengecek dan mengantarkan anak-anaknya ke travel yang akan membawa keduanya ke Jakarta.

Bersama Slamet, Fitri pun menggedor-gedor pintu dan memanggil Praja dan Aura. Fitri mengaku, setelah itu ada jawaban dari dalam rumah seperti suara perempuan.

"Katanya gini, 'Iya Teh'," ungkap Fitri.

Mendengar suara itu, Fitri dan Sertu Slamet mengaku tenang. Dia pun mengirimkan pesan kepada ibu Praja dan Aura bahwa sudah ada yang menyahut dari dalam rumah. Merasa tugasnya sudah selesai, Fitri berangkat ke Jalan Cikutra untuk keperluan pribadi.

Slamet yang ditugasi oleh ayah Praja dan Aura masih menunggu di luar rumah. Namun, pintu rumah tak kunjung dibuka. Sementara itu, ibu kedua kakak beradik itu kembali lagi menelepon pembantunya, Acim. Namun, tak juga ada jawaban.

"Ibu Rudi SMS lagi ke saya, katanya gini, 'Ya Ampun, pada gila kali ya, Om Acim lama-lama nyebelin juga. Tolong pake klakson mobil Teteh aja ditin-tin, biar pada bangun'," kata Fitri menirukan SMS ibu korban.

"Ibu Rudi SMS lagi, ke saya, 'Teh, si om tentara ga dibukain pintu, mereka belum pada bangun kali, tolong ya Teh pake klakson mobil aja'," lanjutnya kemudian.

Karena tidak juga dibukakan pintu, menurut Fitri, Slamet pun meminta izin memanjat lewat rumah tetangga untuk masuk ke rumah dan mengecek keberadaan kakak beradik itu.

"Pak Slamet akhirnya mencoba minta izin ke rumah sebelah untuk bisa memasuki rumah Ibu Rudi lewat atap rumah milik Kapten Eko dan Ibu Rida Yani," katanya.

Dari atas atap langit-langit, Sertu Slamet terkejut begitu melihat Acim sudah tergantung. Lehernya dilingkari tambang dan tubuhnya menggantung di tangga. 

"Melihat Om Acim tergantung, Pak Slamet langsung balik lagi. Kemudian Pak Slamet laporan ke Pak Rudi dan Ibu Rudi," kata Fitri.

Setelah orangtua keduanya dikabari, Fitri mengaku ditanyai oleh ibu korban. Mendengar kabar itu, Fitri dan sejumlah warga langsung lemas.

Sebelumnya diberitakan, tiga korban ditemukan tewas di rumahnya, Minggu pagi. Praja dan Aura merupakan putra putri dari Letkol Rudi yang sehari-hari bertugas sebagai Wadanrem di Kasrem Solo, Jawa Tengah.

Sehari-hari, dua anak itu tinggal bersama pembantunya, Acim. Sementara itu, orangtuanya tinggal di Solo.

Praja ditemukan tewas di kasur di ruang tengah, sementara Aura ditemukan tewas di dekat tangga di dekat dapur. Pembantunya, Acim, tewas tergantung dengan tali tambang di dekat Aura. Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Acim, tetapi luka kekerasan ditemukan di jasad kedua kakak beradik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com