Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/06/2014, 08:12 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Industri rumahan obat kuat ilegal di Desa Ngawen, Kecamatan Wedung, Demak digerebek Satuan Reserse Narkoba Polres Demak, Jawa Tengah. Dalam penggerebekan itu, petugas mengamankan ribuan obat kuat ilegal yang siap diedarkan.

Selain itu, sang pembuatnya Abdul Hakim (40) pun ditangkap. Dari rumah tersangka yang digunakan untuk pembuatan obat kuat itu, petugas menyita 3.700 botol obat kuat berisi 30 kapsul setiap botolnya dan 30 botol obat kuat cair siap edar, ribuan botol kosong, label, serta alat pres.

"Obat-obat ini semuanya palsu. Ramuannya tidak asli dan tidak ada pengawasan dari BPOM, sehingga efek kesehatan yang ditimbulkan tidak dapat dipertanggugjawabkan," ungkap Kepala Polres Demak, AKBP Setijo Nugroho, Minggu (22/6/2014) kemarin.

Kepala Polres menambahkan, terungkapnya pelaku pembuat dan pengedar obat kuat ilegal tersebut berkat adanya informasi dari masyarakat yang curiga dengan aktivitas tersangka.

Petugas langsung ke lokasi melakukan pengintaian dan akhirnya menggerebek. "Tersangka sudah kita amankan, kini sedang menjalani proses penyidikan lebih lanjut. Dia melanggar Pasal 197 dan 198 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan ancaman 15 tahun penjara," tegas Setijo.

Sementara itu, Abdul Hakim mengaku membuat obat kuat tersebut dengan dibantu istrinya. Dia belajar meramu obat kuat setelah melihat aksi penjual obat di Pasar Minggu, Jakarta. "Saya meracik sendiri mas, isinya obat pegal linu. Merek dan kapsulnya beli di Jakarta," kata dia.

Dalam sehari, tersangka mengaku bisa memproduksi 50 botol obat kuat. Untuk satu botolnya, dia memperoleh keuntungan bersih Rp 10 ribu. "Modalnya cuma Rp 10 ribu, di pasaran saya jual Rp 20 ribu per botol," ujar dia.

Selama lima bulan memproduksi obat kuat, tersangka yang hanya tamatan MTS itu mengaku memperoleh keuntungan berlipat ganda. Adapun daerah pemasarannya meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Palembang dan kota-kota besar lainnya.

"Kalau ada pesenan saya buatkan, setelah uang ditransfer barang kita paketkan. Saya tahu kalau harus izin dan perbuatan itu salah, tapi keuntungannya banyak. Sebulan bisa sampai Rp 5 juta," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com