Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kasus Perbudakan Manusia Asal NTT di Medan

Kompas.com - 18/06/2014, 10:39 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kasus kematian Rista Botha dan Marni Baun pada Februari 2014 membuka kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Mohar, pengusaha sarang burung walet di Medan, Sumatera Utara.

Mohar mengurung 28 perempuan di rumah berlantai 4 di Jalan Brigjen Katamso nomor 77. Praktik perbudakan moderen ini dilakukan dalam 4 tahun terakhir bersama istrinya, Hariati Ongko, dan keponakannya, Fina Winseli.

Berikut ini adalah kronologi yang disampaikan oleh Tim Investigasi Aliansi Menolak Perdagangan Orang (Ampera) Nusa Tenggara Timur, seusai melakukan aksi unjuk rasa di Polda NTT, Selasa (17/6/2014).

31 Desember 2012
Eri Ndun salah seorang dari 28 perempuan yang disekap oleh Mohar naik ke lantai 4. Tetapi kemudian dicegah oleh warga etnis India di Medan yang berteriak, “Jangan, jangan melompat….” Warga pun datang mendobrak pintu rumah dan melapor ke polisi.

Eri Ndun berusaha melarikan diri dengan cara meloncat dari lantai 4 gedung tempat mereka disekap. Upaya kemudian dilihat oleh sejumlah warga. Warga tersebut kemudia memintanya Eri untuk tidak melakukan aksi nekat itu.

Warga mendobrak pintu apartemen dan memanggil polisi. Usaha melarikan diri ini dilakukan karena Erni sudah tidak tahan lagi dengan berbagai siksaan yang dialaminya. Setelah polisi pulang, Mohar memarahi Eri Ndun karena hendak melarikan diri dari rumah Mohar.

18 Januari 2013
Polisi datang menemui Eri Ndun. Dia ditanya kenapa mau melompat, dan menjawab, “Saya sudah tidak tahan bekerja di sini karena saya disiksa terus.” Mohar yang merupakan majikannya tidak mengakuinya, bahkan memarahinya.

5 Februari 2013
Eri Ndun asal Kabupaten Rote Ndao lantas melaporkan kasus trafficking dan pemalsuan identitas dengan tersangka Rebeka Ledo dan Ans Dolu ke Polda NTT. Laporan polisi bernomor: LP/32/II/2013/SPKT. Laporan ini didampingi oleh PIAR dan Rumah Perempuan.

9 Desember 2013
Eri Ndoen menyampaikan testimoninya di depan mahasiswa Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana, yang dihadiri oleh Ketua Sinode GMIT, Pendeta. Bobby Litelnoni dan anggota DPR asal NTT, Fary Dj.Francis, serta moderator Forum Academia NTT, Jonatan Lassa.

21 Februari 2014
Marni Ba’un (22) meninggal di Medan, Sumatra Utara secara mendadak karena sakit akibat disekap. Berita kematian marni Ba’un disampaikan oleh Rebeka Ledo melalui telefon dan memita keluarga Marni untuk menjemput jenazah almarhum di bandara El Tari Kupang dan mengambil santunan asuransi kematian korban di rumahnya.

22 Februari 2014
Jenazah Marni Ba’un dikirimkan ke Kupang menggunaan kargo tanpa manifest pengiriman. keluarga korban menjemput jenazah dan membawa ke RSUD untuk diotopsi karena menganggap kematian almarhumah tidak wajar.

23 Februari 2014
Keluarga korban (Marni Baun) atas nama Ice Baun melaporkan perkara pengiriman jenazah melalui kargo yang diduga meninggal tidak wajar”. Jenazah almarhum Marni Baun pun akhirnya diotopsi.

24 Februari 2014
Jenazah Marni Ba’un dipulangkan untuk dimakamkan di Desa Hue Talan, Kapan, Kabupaten TimorTengah Selatan (TTS).

27 Februari 2014
Rekan Marni Ba’un yakni Rista Botha (23) dilaporkan meninggal dunia.

1 Maret 2014
Keluarga Rista Botha dengan didampingi Ampera melapor ke Polda NTT mengenai kematian Rista Botha.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com