Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Silat Cabuli 19 Bocah di Surabaya

Kompas.com - 17/06/2014, 08:44 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com - Sumari (40), warga Jalan Panduk II Surabaya mencabuli 19 anak laki-laki. Modus Sumari adalah mengaku bisa menebus dosa para korbannya.

Kini, Sumari mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya. Bujangan bekerja sebagai buruh pabrik jajanan anak-anak ini, diduga telah mencabuli sedikitnya 19 anak laki-laki. Hal ini terungkap berdasarkan hasil pemeriksaan tersangka.

"Jumlah korban bisa saja bertambah, karena belum seluruhnya melapor," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono, Senin (16/6/2014).

Tersangka di tempatnya tinggal memang dekat dengan anak-anak. Pria asal Jalan Butuh, Krekep, Gurah, Kediri, membuka padepokan silat tradisional di kampung padat penduduk tersebut. Banyak muridnya yang kini menjadi korban.

Sumaryono mengatakan, selain murid Sumari, korban juga ada yang merupakan tetangga atau warga sekitar tempat kos tersangka. "Modus tersangka mengaku bisa mengeluarkan penyakit atau dosa yang ada di dalam tubuh korbannya," kata Sumaryono.

Dengan modus seperti itu, korban percaya dan hanya bisa menurut menuruti kemauan tersangka. "Mayoritas korban tersangka masih di bawah umur. Selain dicabuli mereka juga disodomi," kata Sumaryono.

Dari kamar Sumari yang sering digunakan untuk mencabuli korbannya, polisi menyita satu buah body lotion dan seragam silat tradisional.

Menurut pengakuan Sumari, dia melakukan tindakan itu setelah mendapat wangsit melalui mimpi, bisa melakukan pengobatan dan mengisian tenaga dalam dengan cara tersebut. "Saya meminta izin pada mereka (para korban) untuk melakukan ritual ini, tidak melakukan pemaksaan," kata Sumari.

Sumari berkilah ritual itu untuk membantu para korbannya. Dia juga tidak pernah mengalami pelecehan seksual semasa kecilnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com