Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Afoan Jadi "Langganan" Tempat Kapal Terdampar

Kompas.com - 12/06/2014, 09:33 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Dalam rentang waktu empat tahun terakhir, tercatat sudah empat kapal yang terseret arus akibat gelombang besar hingga terdampar di Desa Afoan, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Desa yang berbatasan perairan dengan Distrik Oekusi, Timor Leste itu, dikenal memiliki kondisi laut yang tenang, sehingga kapal yang rusak di tengah laut akan terbawa arus sampai ke pesisir pantai Desa Afoan.

Kepala Desa Afoan, Yahya Imanuel Kameo kepada Kompas.com, Kamis (12/6/2014) mengaku empat kapal yang terdampar di wilayahnya itu terdiri dari berbagai ukuran dan jenis. Mulai dari perahu motor kecil, hingga kapal besar yang mengangkut ratusan orang.

“Yang terbaru ini ada dua kapal yang terdampar yakni kapal penangkap ikan Tanjung Bastian 10 GT milik SMK Perikanan Wini, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), yang mengangkut delapan orang awak kapal, terdampar Minggu (8/6/2014) dan perahu motor ukuran kecil yang memuat tiga orang nelayan asal Wini, TTU yang terdampar, Selasa (10/4/2014) dua hari lalu,” kata Yahya.

Selain itu, kata Yahya, pada 2010 lalu sebuah kapal penangkap ikan asal Kabupaten Rote Ndao, NTT yang memuat penumpang sebanyak 35 orang juga ikut terdampar dengan kondisi awak kapal semuanya selamat.

“Bukan hanya kapal dari NTT saja yang terdampar. Pada tahun 2012 lalu sebuah kapal berukuran besar yang memuat 101 orang warga asing (imigran gelap) yang berasal dari empat negara yakni Iran, Iraq, Pakistan dan Afganistan juga terdampar di wilayah kami ini. Waktu itu mereka hendak ke Darwin, Australia,” ungkap Yahya.

Semua warga, termasuk warga asing yang terdampar, kemudian dievakuasi kembali ke tempat tinggal mereka. Sementara ratusan warga asing tersebut dibawa ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang, di Kota Kupang.

Terhadap sejumlah kejadian itu, Yahya berharap pemerintah segera memperbaiki sarana prasarana di wilayahnya berupa jalan, jembatan dan dermaga, karena di wilayahnya itu sangat terisolasi akibat akses jalan dan prasarana lainnya yang rusak parah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com