Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Petani Singkong Lahir Tanpa Tempurung Kepala

Kompas.com - 10/06/2014, 18:18 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com —
Seorang bayi perempuan bernama Rika Siti Salbiyah terlahir ke dunia, Senin (9/6/2014), dengan kondisi memprihatinkan. Anak keempat dari pasangan Warsito (61) dan Rosita (28), warga Kampung Citatah 02/10, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, itu terlahir tanpa tempurung kepala dan beberapa organ tubuh juga tidak terbentuk dengan sempurna.

Menurut keterangan bidan yang membantu persalinan, Iik Sarikah, bayi Rika yang memiliki berat 3,8 kg dan tinggi 50 cm itu lahir melalui persalinan normal. Dia pun mengaku terkejut saat melihat kondisi fisik bayi yang sangat mengenaskan.

"Proses melahirkannya normal, tidak caesar. Pas datang, 10 menit langsung lahir," kata Iik di Klinik Bersalin Bunda Intan, Kampung Pasir Hegar, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (10/6/2014).

Iik menjelaskan kondisi bayi Rika saat dilahirkan. Menurut dia, Rika tidak memiliki tempurung kepala dan terlihat seperti mengalami hidrosefalus. Selain itu, mata dan hidung bayi tersebut tidak terbentuk sempurna, letak alis tidak pada tempatnya, jari tangan dan jari kaki rapat, serta rahang yang tidak terbentuk dengan sempurna dengan celah di bagian rongga mulut.

Meski organ luar tidak sempurna, bayi Rika terbilang sehat.

"Kondisi bayinya sehat, jantungnya juga bagus," ujarnya.

Sepengetahuan Iik sebagai bidan, sebelum melahirkan, kondisi kehamilan ibu sang bayi, Rosita, tidak seperti pada umumnya karena terlihat lebih besar. Untuk usia kehamilan tiga bulan, kata Iik, lingkar kandungan biasanya hanya sekitar 20 cm.

Ayah bayi Rika, Warsito, mengaku tak menyangka anak bungsunya bakal lahir dengan kondisi fisik tidak sempurna. Dia menjelaskan, istrinya mengalami kontraksi pertama pada Senin kemarin sekitar pukul 03.00 WIB.

"Sekitar pukul 06.00 WIB saya bawa, tidak lama langsung lahir," kata pria yang berprofesi sebagai petani tersebut.

Warsito mengaku bergetar hatinya saat pertama kali melihat kondisi anaknya. Tetes air mata pun tak kuasa dibendungnya. Dia tak kuasa menahan tangis.

Kondisi buah hatinya yang tidak sama dengan bayi lainnya membuat petani jagung dan singkong itu runtuh ketegarannya. Namun, kondisi tersebut tak membuat Warsito mengacuhkan anaknya. Dia langsung berinisiatif untuk membawa Rika ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung agar anaknya itu bisa mendapatkan perawatan maksimal.

Sekitar pukul 15.00 WIB, pihak klinik dan Warsito membawa Rika menuju RSHS dengan menggunakan ambulans desa.

"Jujur, saya kurang tegar melihat kondisinya. Istri saya sekarang di rumah. Dia terus menangis," tuturnya.

Warsito mengaku tidak peduli dengan biaya rumah sakit. Dia hanya ingin melihat anak bungsu tercintanya itu bisa hidup normal kembali sampai dewasa.

"Ya mudah-mudahan pemerintah bisa bantu saya. Saya hanya petani jagung dan singkong. Mungkin ada program yang bisa membantu saya," ujar Warsito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com