Dengar Curhat Pengungsi Sinabung, Jokowi Janji Sekolahkan 83 Anak

KARO, KOMPAS.com - Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan keluh kesah ribuan pengungsi letusan Gunung Sinabung yang kini masih bertahan di dua lokasi pengungsian di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Selasa (10/6/2014).

Di sana, Jokowi berjanji akan menyekolahkan 83 orang anak yang terlantar pendidikannya akibat orang tuanya kini tak lagi memiliki harta maupun pekerjaan.

"Saya tahu 83 anak itu, anak yang mau melanjutkan ke jenjang pendidikan ke kursi perguruan tinggi. Saya tahu orang tuanya juga. Saya bisa mencarikan uang untuk 83 anak," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, tak akan membantu biaya sekolah anak-anak itu dari koceknya sendiri. Dia meminta masyarakat tidak menganggapnya sebagai seorang yang kaya raya. Oleh karena itu, Jokowi menegaskan dirinya akan mencari donatur bagi 83 anak pengungsi Sinabung.

Di Kabanjahe, Jokowi bertemu dengan sekitar 15.800 pengungsi yang menempati Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kabanjahe Kota. Di sana, Jokowi sempat diberikan kain ulos dan berbincang dengan warga yang mengeluarkan keluh kesahnya.

Perwakilan pengungsi Thomas Sitepu, meminta pengungsi yang sudah sembilan bulan tinggal di tempat itu untuk diperhatikan.

"Bapak lihat sendiri muka-muka sini, kering semua. Kalau kami pulang ke kampung apapun nggak ada, hancur, rumah bolong, anak kami terlantar," cerita dia.

Mendengar hal itu, Jokowi menyatakan akan memberikan perhatian khusus kepada nasib para pengungsi yang sudah kehilangan lahan pertanian dan anak-anak yang sudah tercabut haknya untuk mengenyam pendidikan.

"Angka 15.800 pengungsi bukan angka yang sedikit. Oleh sebab itu, saya tidak ingin ngomong banyak tapi ingin mendengar banyak. Supaya saya bisa menyelesaikan masalah apa yang ada di Tanah Karo ini," ucap Gubernur DKI Jakarta non-aktif ini.

Setelah berbincang dengan warga di gereja, Jokowi lalu melanjutkan perjalannya menuju Masjid Agung Kabanjahe yang tak jauh dari lokasi sebelumnya. Di sana, Jokowi sempat mendapatkan cinderamata berupa keris dari warga.