Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Berpotensi Jebol, Pemkot Balikpapan Umumkan Keadaan Darurat

Kompas.com - 09/06/2014, 20:36 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengumumkan keadaan darurat setelah ditemukannya kerusakan pada dinding penahan air di Waduk Manggar. Pemerintah menyiagakan seluruh instansi terkait untuk mengantisipasi kemungkinan jebolnya satu-satunya waduk yang dimiliki kota ini.

“Kita sudah meminta seluruh lurah dan camat di sekitar waduk untuk mengumumkan pada masyarakat akan hal ini. Kita juga membuat posko keselamatan yang merupakan gabungan TNI dan Basarnas. Ini disiapkan untuk menghindari kalau terjadi hal-hal diluar dugaan,” kata Walikota Rizal Effendi dalam keterangan pers di kantornya, Senin (9/6/2014).

Waduk Manggar yang merupakan waduk tadah hujan dengan kemampuan menampung 16 juta kubik air mengalami retak, rusak, dan bocor di dinding penahan air pada ketinggan enam meter. Beberapa bagian dikabarkan runtuh.

Kondisi ini menyebabkan elevasi air waduk terus menyusut secara berkala. Dinding yang retak bahkan mengeluarkan pasir dan lumpur. Padahal waduk ini menjadi satu-satunya sumber air bersih bagi warga Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Kalau ini dibiarkan terus bisa amblas. Tidak tertutup kemungkinan akan terjadi jebol. Air yang kini sejumlah 15 juta kubik bisa ambrol ke bawah dan bisa seperti peristiwa Situgintung. Ini harus diwaspadai. Kalau sampai tumpah, bagian Timur yang sejauh lima kilometer akan tergenang. Tetap bahaya juga,” kata Rizal.

Pemerintah Balikpapan telah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air untuk memastikan perbaikan apa yang terbaik untuk waduk. Sejumlah langkah diambil.

Pertama, mereka memastikan akan menutup pintu intake dan tidak mengoperasikan pompa PDAM melalui pipa utama dari waduk. Sebagai ganti, pemkot menyewa sejumlah pompa yang dipasang pada ponton untuk menyedot air kemudian didistribusikan ke warga.

Jumlah air yang disedot hingga delapan juta kubik atau mencapai ketinggian elevasi air enam meter, ketinggian dimana terdapat kerusakan pada waduk. Setelah itu, perbaikan dinding bisa dilakukan.

Perbaikan rencananya sekaligus mengganti pipa utama yang sudah berusia 30 tahun. Ini bukan pekerjaan mudah. Pemerintah memerlukan sembilan pompa untuk mengeluarkan air sebanyak itu. Delapan juta kubik bisa dikuras dalam tempo satu bulan.

“Kita punya tiga pompa. Enam pompa harus sewa,” kata Rizal.

Pemerintah belum bisa memastikan berapa lama pengerjaan seluruh tahapan perbaikan dari menguras waduk, perbaikan dinding waduk, hingga mengganti pipa utama. Kendati demikian, pemerintah mengupayakan distribusi air bersih tetap berlangsung bagi warga meski mengalami hambatan di sana sini nantinya.

“Seperti disampaikan pihak PDAM, bahwa suplai air kita akan terganggu karena 80 persen air baku adalah dari waduk ini,” kata Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com