Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengakuan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Maut di Ambarawa

Kompas.com - 09/06/2014, 03:09 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Karnadi, sopir truk maut bermuatan pasir yang pada Minggu (8/6/2014) memicu kecelakaan karambol di Jl Utama Ambarawa-Magelang KM 7, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengaku sadar saat pertama kali menabrak mobil dan sepeda motor yang melaju di depannya. Ini pengakuan warga Demak tersebut.

Menurut Karnadi, truk bermuatan pasir itu dalam perjalanan dari Magelang menuju Ambarawa, saat terlibat kecelakaan. Dia mengatakan masalah pada truknya dia rasakan begitu memasuki kawasan Bedono, di sekitar resto Kofi Efa.

Beberapa kali diinjak, tutur Karnadi, rem tak berfungsi. “Waktu itu berjalan kecepatan sekitar 30 kilometer per jam. Sampai di dekat warung-warung itu saya merasa remnya sudah mulai tidak berfungsi lalu truk terus melaju," aku dia di Kantor Satlantas Ambarawa, Minggu.

Saat itu, lanjut Karnadi, dia berupaya membanting setir ke kanan, memasuki jalur jalan yang berlawanan arah. "Rencana akan saya tabrakkan ke tebing. Tapi dari arah depan ada mobil, akhirnya saya banting lagi ke kiri dan nabrak mobil serta sepeda motor, terus saya tidak ingat lagi. Saya tidak ingat nabrak berapa mobil dan motor.”

Dengan kondisi tersebut, Karnadi mengaku panik. Truknya pun sudah tak bisa dikendalikan. Kendaraannya pun menabrak beberapa sepeda motor yang berjalan satu arah dengan truknya menuju Ambarawa. Tak hanya itu, truknya menyeret beberapa sepeda motor tersebut terjun ke jurang di tepi jalan.

Sebelum masuk ke jurang, truk sempat menabrak mobil Xenia putih hingga mobil terdorong menabrak bus dan beruntun menabrak truk pasir yang ada di depan bus Safari Darma Raya.

“Saya berada persis di depan Xenia putih. Begitu mobil itu ditabrak lalu menabrak bodi belakang bus saya hingga bus yang saya sopiri ini menabrak truk di depan," kata sopir bus Safari Darma Raya, Edi Istiana. "Saya sempat lihat di spion, truk itu banting ke kanan dan masuk menabrak mobil dan motor," ujar warga Parakan, Temanggung ini.

Kecelakaan ini mengakibatkan setidaknya empat orang meninggal di lokasi kejadian. Seorang balita diperkirakan juga menjadi menjadi korban meninggal selain keempat orang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com