Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Jerman: Lumpur Lapindo Akibat Gempa Bumi di Yogyakarta

Kompas.com - 04/06/2014, 19:02 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Peneliti Tim Riset dari Universitas Born, Jerman, Prof Stephen Miller, mengatakan bahwa luapan lumpur Lapindo disebabkan bencana alam yang dipicu gempa bumi di Yogyakarta beberapa tahun silam.

"Lusi (lumpur Lapindo) ada kaitannya dengan gempa bumi di Yogyakarta sebelumnya," kata Stephen kepada wartawan seusai melakukan presentasi kajian lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur, di Gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, di Jalan Djungdjunan, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/6/2014).

Stephen mengaku, timnya pernah terjun langsung ke Sidoarjo untuk melakukan penelitian langsung. Kesimpulan tersebut, kata Stephen, diperkuat dengan kejadian yang sama di sejumlah negara, seperti di Italia.

"Lusi yang di Sidoarjo kejadiannya sama seperti di Italia. Jadi, karena ada gempa bumi sebelumnya, ada gesekan bebatuan panas. Lusi keluar seperti lahar karena ada tekanan dari bawah, kemudian keluar letupan," katanya.

Stephen mengatakan, tidak ada solusi untuk mengatasi permasalahan munculnya lumpur Lapindo karena, menurutnya, itu adalah gejala alam.

"Lusi tidak bisa berhenti, itu gejala alam, jadi akan terus mengeluarkan letupan-letupan, tapi kecil, dan tidak akan meluas. Lusi di dasarnya mungkin bisa mengeras, tapi tidak bisa diinjak. Kalau diinjak akan melembek," katanya.

Meski begitu, kata Stephen, lumpur tersebut tidak akan berbahaya bagi masyarakat sekitar karena letupannya tidak terlalu besar. "Tidak bahaya, tidak masalah buat penduduk setempat," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Hadi Prasetyo mengatakan, ada dua teori mengenai penyebab munculnya lumpur Sidoarjo.

"Pertama karena ada ledakan di bawah tanah, dan yang kedua dipicu oleh gempa bumi di Yogyakarta. Yang bencana di Yogya ini sudah lama dan menjadi kontroversi, bahkan sampai dibawa (penelitiannya) ke Afrika Selatan," kata Hadi.

Kemudian, muncul lagi dugaan bahwa lumpur lapindo meluap akibat geotermal. Menurut Hadi, dugaan-dugaan itu masih harus diklarifikasi. Meski demikian, menurut Hadi, bencana lumpur Lapindo sebisa mungkin dapat dimanfaatkan untuk menjadi paket pariwisata di daerah itu pada masa mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com