Para janda dari berbagai kalangan, bahkan mereka yang bekerja sebagai buruh cuci dan pembantu rumah tangga ikut hadir dan memberikan dukungan untuk pasangan Jokowi-JK.
"Kami hadir untuk mendukung capres dan cawapres Jokowi-JK. Kami menilai bahwa beliau-beliau itu adalah seorang yang sukses luar biasa," kata Ketua Kojaindo, Ulfa Maria seusai deklarasi. \
Maria menilai, suksesnya karir Jokowi dan Jusuf Kalla hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan dari seorang istri. Menurutnya, landasan untuk menjadi pemimpin bangsa yang baik adalah sebuah rumah tangga yang dibina dengan baik pula.
"Kesuksesan sorang Jokowi dan Jusuf Kalla berawal dari dasar yaitu rumah tangga yang cukup sakinah dan mawadah, sehingga kami merasa terkesima dengan keadaan rumah tangga mereka yang harmonis. Awal kesukssan seorang pria berawal dari doa istri yang shaleh," tuturnya.
Ulfa berharap, Jokowi-JK bisa memperhatikan nasib para janda jika terpilih nanti. Sebab, Ulfa mengakui betapa susahnya hidup sebagai orangtua tunggal yang harus menghidupi dan membiayai anak seorang diri.
"Kita janda harus bisa jadi Kartini walau tanpa seorang suami, kita harus bangkit dan membimbing keluarga kita. Mudah-mudahan dengan terpilihnya Jokowi dan Jusuf Kalla beliau bisa memperjuangkan dan memperhatikan nasib para janda," tuturnya.
Lebih lanjut, Ulfa menambahkan, ke depan kasus kekerasan dalam rumah tangga bisa berkurang di Indonesia. Selain ditinggal mati, kata Ulfa, banyak wanita yang terpaksa menjadi janda karena faktor kekerasan yang dilakukan oleh suami.
Di tempat yang sama, Dewan Pembina Kojaindo Ericka Vivananda, mengatakan, status sebagai janda harus dilepaskan dari stigma negatif. Menurutnya, seorang janda justru adalah makhluk yang hebat, karena bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga sendirian.
"Mungkin kata janda terdengar tidak enak, tapi itu hanya status saja. Yang jelas mereka adalah makhluk Tuhan yang tangguh karena membela keluarga khusunya anak-anak dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mungkin tidak semua laki-laki bisa sesabar dan setangguh mereka," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.