"Latar belakang yang mereka lakukan adalah protes terhadap kegiatan ibadah," kata Boy di Mabes Polri, Selasa (3/6/2014).
Dari hasil pemeriksaan salah seorang tersangka yang telah ditangkap, ia menuturkan, sebelumnya diduga telah dilakukan dialog antara pemilik tempat ibadah dengan masyarakat. Namun, pemilik rumah ibadah sepertinya tidak mengindahkan permintaan masyarakat dan tetap melakukan kegiatan ibadah.
"Sepertinya sudah pernah ada dialog tapi mereka tetap melakukan kegiatan secara diam-diam," katanya.
Sebelumnya, dalam sepekan terakhir terjadi dua aksi kekerasan terhadap bangunan yang dijadikan tempat ibadah. Terakhir, Minggu (1/6/2014) siang, di Kabupaten Sleman, puluhan orang merusak sebuah bangunan yang biasa dipakai umat Kristen untuk beribadah.
Bangunan yang dirusak itu milik pendeta berinisial NL. Bangunan yang bersebelahan dengan rumah NL itu terletak di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman.
Penyerangan bermula saat NL bersama sejumlah anggota jemaatnya menggelar kebaktian di bangunan itu sekitar pukul 08.30. Karena tidak suka, puluhan warga Pangukan melancarkan aksi protes.
Sebelumnya, Kamis (29/5/2014) malam, rumah Julius di Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Sleman, diserang puluhan orang. Penyerangan yang dilakukan saat beberapa umat Katolik berdoa bersama di rumah itu membuat sedikitnya lima orang terluka. Hingga Minggu sore, Polri baru menangkap satu tersangka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.