Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua MUI: Penyerangan di Yogyakarta Rusak Kehidupan Beragama

Kompas.com - 31/05/2014, 11:10 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com --
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menilai, perbuatan sekelompok orang yang melakukan penyerangan di Yogyakarta telah merusak suasana kerukunan umat beragama di Indonesia. Din mendorong pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

"Hal-hal semacam itulah yang merusak suasana kehidupan beragama yang sudah berlangsung cukup baik," ujar Din di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (30/5/2014).

Menurut dia, perilaku tersebut tidak bisa ditoleransi. Ia berharap masyarakat tidak membesar-besarkan perbedaan. Penyerangan pada kelompok yang tengah beribadah bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Saya mendorong kepolisian untuk mengusut terus, jangan sampai terulang-ulang kembali," ucapnya.

Penyerangan terjadi di rumah Julius Felicianus (54) di Perumahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (STIE YKPN) Dusun Tanjungsari, Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik. Julius adalah Direktur Galang Press, penerbit buku di Yogyakarta. Ketika itu, sejumlah umat Katolik tengah berdoa.

Menurut Hendricus Subandono (22), putra Julius, penyerangan terjadi sekitar pukul 20.30. Para penyerang yang mengendarai sepeda motor berhenti di dekat rumah Julius dan berteriak-teriak. Saat bertemu peserta doa bersama, mereka menyerang dengan potongan besi dan alat setrum. Mereka juga melempari rumah Julius dengan batu sehingga kaca-kaca rumah pecah dan taman di depan rumah rusak parah.

”Jumlah penyerang sekitar delapan orang dan memakai gamis. Ketika mereka datang, orangtua saya sedang tak di rumah,” kata Hendricus di rumahnya seperti dikutip harian Kompas.

Sekitar pukul 21.15, Julius tiba di rumahnya bersama beberapa teman. Tak lama kemudian Julius diserang dengan potongan besi oleh orang-orang yang sama. Selain Julius, sedikitnya dua peserta doa bersama juga terluka.

Hendricus menjelaskan, pada Kamis malam di rumahnya sedang digelar doa rosario bersama dan latihan paduan suara. ”Doa bersama ini diadakan sejak awal Mei lalu. Sudah hampir sebulan, tetapi sebelumnya enggak ada gangguan,” ujarnya. Para peserta doa berjumlah sekitar 15 orang dan sebagian besar ibu-ibu.

Hendricus menambahkan, dia mengenal sebagian penyerang. Dua orang di antaranya tinggal di depan rumah Julius.

Wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, yang sedang meliput kejadian itu juga diserang. Kamera milik Michael dirampas para penyerang. Pada Jumat siang, Michael dan perwakilan Kompas TV DIY melaporkan penganiayaan dan perampasan kamera ke Kepolisian Daerah (Polda) DIY.

Polisi sudah menangkap satu orang berinisial Kh yang diduga terlibat penyerangan. Kh ditangkap di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kejadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com