Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertarungan di Jabar Berat karena "Swing Voters"

Kompas.com - 29/05/2014, 13:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden Joko Widodo menganggap pertarungan suara pemilihan presiden 9 Juli 2014 di Provinsi Jawa Barat, tergolong berat.

Anggota tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla Teten Masduki mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa pertarungan suara Pilpres di bumi Pasundan tersebut, tergolong berat.

"Pemilih di Jawa Barat itu kalau berdasarkan Pilgub ada 34 juta. Hampir setengahnya swing voters (massa mengambang)," ujar Teten kepada Kompas.com di GOR Citra Arena, Kota Bandung Jawa Barat, Kamis (29/5/2014) siang.

Pria yang pernah bertarung dalam Pilgub di Jawa Barat itu melanjutkan, massa mengambang Jawa Barat, terutama di bagian selatan, mudah termakan isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan).

Dari empat penjuru mata angin, lanjut Teten, PDI Perjuangan dan partai koalisi lainnya menguasai bagian timur, utara dan barat saja. Sementara, jumlah penduduk selatan lebih banyak ketimbang bagian Jabar lainnya.

Teten mempertimbangkan untuk melakukan pendekatan khusus terhadap daerah tersebut. Yakni dengan melakukan dialog kerakyatan dengan alim ulama. Teten ingin menjelaskan bahwa isu tersebut tidak benar.

"Pak Jokowi itu berpihak pada ekonomi rakyat dan sektor riil. Nah, itu kan kebanyakan orang Muslim, jadi isu-isu seperti itu enggak benerlah," lanjut Teten.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi mengatakan bahwa pertarungan pilpres di Jawa Barat, tergolong berat. Ia berharap kekuatan relawan dapat memenangkan dirinya merebut kursi RI 1 bersama Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com