Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelundupan BBM Subsidi ke Timor Leste Kian Marak

Kompas.com - 27/05/2014, 18:49 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


ATAMBUA, KOMPAS.com
- Penyelundupan Bahan Bakar Minyak (BBM) berbagai jenis ke Timor Leste beberapa bulan terakhir ini makin marak. Kondisi itu meresahkan sejumlah kalangan, tak terkecuali para rohaniawan yang bertugas di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Imam Paroki Stela Maris Atapupu, Romo Yoris Giri kepada Kompas.com di Atambua, Selasa (27/5/2014) mengatakan, penyelundupan BBM yang dilakukan oleh warga, kini semakin berani, bahkan secara terang-terangan beroperasi di siang hari.

“Saya saksikan sendiri di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di dalam Kota Atambua, banyak kendaraan roda dua yang menyuplai BBM jenis premium dan solar untuk ditimbun di rumah-rumah warga yang berada di dekat SPBU. Lalu pada sore hari sekitar pukul 15.00 Wita hingga keesokannya hari sekitar pukul 07.00 Wita, BBM itu dibawa ke batas dan ditampung di rumah warga,” beber Romo Yoris.

Selanjutnya pada malam hari, kata Romo Yoris, semua BBM itu dibawa masuk ke Timor Leste melalui jalan tikus (jalur ilegal), bahkan saat ini sebagian besar melalui jalur laut.

Fakta terkait penyelundupan BBM ke Timor Leste yang semakin menjadi-jadi, selain disaksikan oleh Romo Yoris, juga atas laporan dari satuan tugas pengamanan perbatasan dari TNI yang berhasil menangkap para pelaku penyelundup dan mengamankan kurang lebih dua ton BBM per harinya.

“Saya sudah capek, bosan dan putus asa melihat ini karena tidak ada efek jera dari para pelaku, meskipun seringkali ditangkap. Saya berharap, pemerintah harus lebih tegas lagi kepada masyarakat dengan melakukan sosialisasi tentang arti subsidi BBM yang tiap tahun makin bertambah dan utang negara makin banyak, agar masyarakat tahu. Kita juga harus bersinergi memberdayakan masyarakat dalam berbagai kemampuan mereka, tetapi memang butuh kesabaran,” jelasnya.

Romo Yoris juga bergharap pemerintah dan institusi kemananan melihat persoalan ini dengan jujur dan kritis demi bangsa yang tercinta ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com