Ridwan Kamil Merinding Masuk ke Gedung Tua Ini

Setelah melihat-lihat isi dan sekeliling museum, pria yang akrab disapa Emil ini mengaku sangat takjub melihat arsitektur gedung yang merupakan khas kolonialis itu. Menurut dia, gedung yang dibangun pada tahun 1915 itu masih terawat dengan baik.

"Kalau BI yang urus rata-rata bangunannya selalu bagus. Mudah-mudahan gedung yang jadi museum ini menjadi percontohan. Kalau BI bisa, yang lain juga bisa (merawat)," kata Emil seusai peresmian, Senin (26/5/2014).

Emil yang juga seorang arsitek ini mengaku merinding. Menurut dia, bak manusia, gedung tersebut seolah memiliki ruh dan jiwa.

"Saya sebagai arsitek merinding. Ini contoh bangunan yang kalau kita lihat berkeliling ada emosi yang kena," tuturnya.

Alumnus University of California, Berkeley, Amerika Serikat, ini menjelaskan, dalam dunia arsitek ada teori psikologi arsitektur. Kalau bangunan itu menyentuh emosi, kata dia, berarti bangunan itu punya jiwa.

"Kalau kita datang pergi cuek aja berarti bangunan itu enggak menyentuh hati," bebernya.

Emil berharap museum tersebut bisa menarik minat para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara untuk datang ke Kota Bandung.

"Ini contoh yang sangat baik, mudah-mudahan turis-turis warga asing bisa sering-sering main ke sini," ucapnya.