Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Orangutan Dianiaya hingga Mulutnya Hancur

Kompas.com - 16/05/2014, 18:03 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com
- Centre for Orangutan Protection (COP) Kalimantan Timur (Kaltim) menerima laporan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Kaltim, tentang adanya satu invidu orangutan betina yang terluka pada Rabu (14/5/2014).

Diduga Orangutan tersebut dianiaya manusia dengan sabetan benda tajam dan pukulan benda tumpul. “Kami terima laporannya Rabu, dan kami langsung bergerak ke menyusul orangutan tersebut di kantor Balai Taman Nasional Kutai (TNK) Bontang, Kaltim. Kondisinya sangat lemah, dia tidak mau makan karena mulutnya hancur. Kami namakan orangutan tersebut May,” kata Ramadhani, Area Manager COP Kalimantan, Jumat (16/5/2014).

Dari pemeriksaan yang dilakukan COP, May menderita satu luka bernanah di daerah betis kanan, enam luka di telapak kaki kiri, dan empat luka di daerah telapak kaki kanan. Satu luka di daerah tangan kiri, dan satu luka sepanjang 6 cm di daerah punggung. Serta tiga luka yang sudah mengering di beberapa bagian tubuh yang lain.

“Sepertinya ada beberapa penganiayaan terhadap May, karena selain luka yang masih segar, ada beberapa luka yang sudah mengering. Pertama kali bertemu itu, May sangat lemah dan tidak bisa apa-apa. Kondisi mulutnya hancur dan beberapa giginya patah,” ungkap Dani.

Karena kondisinya parah, lanjut Dani, COP akhirnya melakukan operasi kecil dan menjahit beberapa luka May. Pada pukul 23.00 Wita, May kemudian diinfus karena tidak ada cairan yang masuk ke tubuhnya. “Kondisinya benar-benar lemah, jadi harus diinfus. Habis dua botol infusan,” ujar Dani.

Sementara itu dokter hewan COP, Imam Arifin mengatakan, untuk operasi tersebut May harus dibius. Luka sepanjang 6 cm itu dijahit dan diberi obat luka pengering. “Ada tujuh jahitan di punggung, dan langsung diberi obat pengering,” kata dia.

Setelah operasi, tambahnya, May kemudian dirawat dan diberi pengobatan intensif. Dari pemeriksaan itu, COP menemukan 16 luka, terdiri dari 2 luka besar dan 14 luka kecil. “Luka-luka tersebut mayoritas berada di bagian telapak kaki dan tangan,” kata Imam.

Keesokan harinya, Kamis (15/5/2014), infus May kemudian dibuka dan diberi makanan buah-buhan segar yang lembut. Untuk memastikan kondisi May yang terus membaik, tim medis COP menunggunya sampai sore hari. Kemudian pada malam harinya, sesuai arahan BKSDA Kaltim, COP mengantarkan May ke BKSDA Kaltim Seksi II Wilayah Tenggarong (Kaltim).

“May kami antarkan ke Tenggarong dan di BKSDA Seksi Wil II Tenggarong, May akan mendapat perawatan intensif. Dan pagi tadi (16/5/2014) dipastikan kondisi May sudah membaik,” jelas Imam.

Selanjutnya, kata Imam, pihaknya akan terus memantau kesehatan dan nafsu makan May. Jika sudah pulih, May akan langsung dilepasliarkan kembali.

“Begitu pulih May akan langsung dilepasliarkan. Jangan sampai dia lengket dengan manusia. Saat ini diperkirakan usia May sekitar 5-7 tahun,” pungkas Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com