Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Keunikan Sensus Penduduk Suku Baduy Dalam

Kompas.com - 16/05/2014, 15:46 WIB

TOKYO, KOMPAS.com — Suku Baduy Dalam yang hidup mengisolasi diri di daerah pelosok Provinsi Banten ternyata mengenal mekanisme sensus penduduk layaknya Pemerintah Indonesia.

Bedanya, kalau Biro Pusat Statistik (BPS) menggelar sensus sekali dalam lima tahun, Suku Baduy Dalam melakukan sensus dua kali dalam setahun.

Hal tersebut diungkapkan fotografer senior yang 39 tahun beraktivitas di lingkungan Suku Baduy Dalam, Don Hasman (74), saat pembukaan acara pameran Baduy di ASEAN Japan Center, Tokyo, Jumat (16/5/2014).

"Mereka mengadakan sensus dua kali dalam setahun. Sama seperti sensus penduduk umumnya, pimpinan Suku Baduy Dalam melakukan sensus untuk mengetahui jumlah anggota," kata Don Hasman.

Uniknya, teknis pencatatan hasil sensus tersebut masih menggunakan alat yang sederhana. "Mereka membuat lambang-lambang yang berbeda antara lelaki, anak, dan wanita sebagai istri," terangnya.

Lelaki atau suami disimbolkan memakai lambang seperti kerangka layang-layang. Sementara itu, wanita dilambangkan menggunakan daun kelapa muda. Sementara itu, anak-anak dilambangkan memakai daun kelapa muda yang dibentuk seperti perahu kecil.

"Saat ini jumlah penduduk Suku Baduy Dalam hanya sekitar 1.200 jiwa," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com