Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Transportasi Kritik Aksi Marah-marah Gubernur Jateng

Kompas.com - 07/05/2014, 19:46 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com
– Aksi marah-marah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait adanya pungli Jembatan Timbang di Subah, Batang, Jawa Tengah sepekan lalu, menuai kritik dari pengamat transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno.

Djoko menganganggap aksi Ganjar sebatas gebrakan meja dan tak menyelesaikan masalah. Menurut Djoko, kesalahan tidak bisa sepenuhnya ditimpakan ke petugas yang mengelola jembatan timbang. Petugas itu, lanjutnya, rawan tindakan kriminal.

“Saya tahu persis pola jembatan timbang. Setiap hari mereka harus setor uang ke bank, tanpa disertai pengawalan. Kalau ada apa-apa gimana? Pemprov Jateng semestinya bisa meniru Pemprov Jatim yang memberi insentif Rp 5 juta per bulan kepada setiap petugas jembatan timbang,” kata Djoko di Semarang, Rabu (7/5/2014).

Jika Gubenur Jateng serius, kata Djoko, tidak bisa hanya menggebrak meja. Ganjar diminta untuk mengumpulkan gubernur yang ada di Pulau Jawa beserta Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Perindustrian. Bahkan, jika diperlukan, masalah ini bisa diangkat pada tingkatan presiden sehingga bisa ada solusi dan kebijakan yang konkret.

“Dengan begitu, tidak perlu ada lagi pelanggaran yang dilakukan terhadap operator lapangan jembatan timbang, terutama terhadap petugas jembatan timbang,” sambungnya.

Dosen Unika ini juga menenggarai ada dua masalah dalam perkara jembatan timbang sehingga terjadi pungli. Pertama, terkait kelebihan jam kerja dan tak adanya insentif dari pemerintah pada petugas jembatan timbang.

Djoko beranggapan, petugas operator jembatan timbang bekerja lebih dari 8 jam, dan hal tersebut tidak sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.

“Tapi, petugas bekerja 12 jam tanpa istirahat. Jika mereka istirahat, dalam 5 menit saja ada sekitar 35-48 truk barang yang lewat tidak terpantau petugas jembatan timbang,” jelasnya.

Selain itu, kata dia, petugas juga tidak mendapat insentif sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Gubernur Jateng Nomor 5 tahun 2012 tentang Petunjuk Perda Jateng No 1 tahun 2012 tentang Pengendalian Muatan Angkutan Barang.

Pasal 20 dalam Perda tersebut mengatur besaran insentif uang transportasi, uang lembur, uang makan, asuransi, uang kesehatan dan pakaian keselamatan kerja.

“Yang diberikan selama ini hanya uang transpor Rp 50.000 per hari, masih dipotong pajak penghasilan. Dan yang dibanting pak Gubernur itu bukan uang pungli, tetapi uang setoran hasil rekapitulasi yang mau disetor ke bank esok harinya. Jelas ada uang di laci karena sistemnya setor langsung bila melanggar,” pungkasnya.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dalam kesempatan terpisah mengaku hanya marah sedikit. “Aku ndak ngamuk lho, mung media itu lho yang ngomong terus,” kata Ganjar beberapa waktu lalu di hadapan kader PDI Perjuangan di Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com